Sejak digulirkan pada 2015 lalu, Program Strategis Nasional—Tol Laut telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi sarana, prasarana, sistem, hingga teknologinya. Namun, hingga tahun ke-6 pelaksanaannya, ternyata masih banyak masyarakat yang belum memahami Program Tol Laut dengan sebenarnya. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat sekaligus menghadirkan guidance bagi seluruh elemen pelaksana Tol Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan meluncurkan buku Tol Laut: Konektivitas Visi Poros Maritim Indonesia. Kegiatan digelar dalam sebuah webinar bertajuk “Peluncuran & Bedah Buku Tol Laut: Konektivitas Visi Poros Maritim Indonesia”, pada 21 September 2020 lalu.
Keseimbangan
Dari sebuah survei yang dilakukan Harian Kompas pada 29 Februari—1 Maret 2020 lalu, tercatat 47,98% dari responden (masyarakat) belum mengetahui tentang Tol Laut. Di sisi lain, hasil survei juga menunjukkan adanya harapan besar terhadap Tol Laut. Di mana, 79,41% responden meyakini Tol Laut akan dapat mendorong perekonomian nasional.
Berdasarkan hasil survei tersebut, Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra menggarisbawahi bahwa Program Tol Laut yang belum memasyarakat menjadi sebuah tantangan besar bagi Pemerintah dalam pelaksanaan Tol Laut. Tantangan besar lainnya adalah bagaimana menciptakan keseimbangan antara wilayah barat dan timur melalui Program Tol Laut.
Dalam hal ini, Tol Laut tidak hanya mendistribusikan barang ke wilayah Indonesia bagian timur untuk menjamin ketersediaan barang sekaligus mengurangi disaparitas harga. Melainkan juga, membawa hasil bumi atau produk unggulan daerah tujuan (timur) dan mendistribusikannya di daerah asal (barat).
“Muatan balik harus lebih ditingkatkan lagi. Untuk itu, daerah-daerah tujuan Tol Laut bisa meng-create muatan balik untuk dibawa ke daerah asal kapal. Ayo, kita lakukan bersama-sama. Jalur dan angkutan sudah kami siapkan. Marilah, kita manfaatkan agar pertumbuhan ekonomi di daerah tujuan bisa berhasil,” papar Direktur Jenderal Hubla Ir. R. Agus H. Purnomo, M.M. dalam presentasinya.
Nawacita
Selain menghadirkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebagai keynote speaker, webinar juga mengundang narasumber dari berbagai instansi/lembaga dan komunitas yang menjadi bagian penting dalam pelaksanaan Tol Laut. Setiap narasumber memaparkan materi seputar pelaksanaan, perkembangan, hingga tantangan Tol Laut dari berbagai aspek, sesuai dengan peran dan fungsi lembaga terkait.
Kehadiran berbagai elemen dalam webinar kali ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Tol Laut membutuhkan peran aktif dari seluruh elemen terkait. “Kunci keberhasilan dan suksesnya Tol Laut adalah sinergi dan dukungan semua stakeholder,” tegas Menhub Budi Karya.
“Tol Laut bukan hanya program penggerak ekonomi daerah, tetapi lebih dalam lagi maknanya. Melalui Infrastruktur perhubungan dan konektivitas, kita mempersatukan bangsa. Itulah filosofi, pesan yang tersemat dalam Tol Laut,” lanjutnya.
Dengan sinergi dan kolaborasi, Tol Laut diharapkan tidak hanya menjadi jembatan dan perekat antarpulau serta pemersatu bangsa. Namun, dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di daerah Terpencil, Terluar, dan Terpelosok (3T), sesuai Nawacita Pemerintah untuk membangun Indonesia dari wilayah pinggiran (3T).(*)
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat