Bersama “Membaca” Fenomena Covid-19

Mendampingi terbitnya sejumlah kebijakan melalui Peraturan Kementerian Perhubungan (Permenhub) dan melaksanakan kegiatan teknis, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga menggelar sejumlah pendekatan ilmiah terkait fenomena Covid-19. Penelitian yang berkolaborasi dengan sejumlah universitas di Tanah Air ini bertujuan menghasilkan landasan strategis dan tepat dalam penanganan pandemi Covid-19 sekaligus pemberlakuan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Melibatkan Pakar

Penelitian yang dilakukan Kemenhub digawangi Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kementerian Perhubungan (Balitbang Kemenhub). Penelitian difokuskan pada sejumlah isu pandemi Covid-19 yang berkaitan erat dengan sektor perhubungan. Dua pilar yang menjadi tema utama penelitian adalah antisipasi penyebaran Covid-19 dan pemulihan paska pandemi yang diimplementasikan melalui AKB.

Dalam melaksanakan penelitian, Balitbang Kemenhub berkolaborasi dengan sejumlah universitas di Tanah Air, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Teknologi Sepuluh November (ITS).


Empat Klaster

Penelitian terbagi menjadi empat klaster dengan materi pembahasan yang berbeda.

Klaster pertama melakukan pengawasan serta analisa dan evaluasi (anev) terhadap pelaksanaan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan larangan mudik dalam rangka mencegah penyebaran virus sebagaimana diatur dalam PM No.18 Tahun 2020 dan PM No. 25 Tahun 2020 serta SE Gugus Tugas No.4 Tahun 2020 dengan SE Direktur Jenderal (Dirjen) tentang PSBB dan pengendalian transportasi. Pada klaster pertama ini ada 2 kajian yang dilakukan Balitbang bersama ITB, sedangkan masing-masing universitas lainnya, yaitu UGM, UI dan ITS melaksanakan sebuah kajian.

Sementara itu, pada klaster kedua, Balitbang Kemenhub membahas dampak efektivitas kebijakan dan pengendalian PSBB sektor transportasi terhadap upaya mencegah dan mengatasi penyebaran virus Covid-19. Pada klaster ini, ITB dan ITS masing-masing melakukan 2 kajian bersama Balitbang Kemenhub. Sedangkan, UI dan UGM masing-masing bertanggung jawab merumuskan kesimpulan pada sebuah kajian terkait.

Pada klaster ketiga dilakukan kajian terhadap dampak pandemi dan kebijakan PSBB terhadap resiliensi kinerja dan keberlangsungan sektor  transportasi  (operator dan travel behaviour, serta regulasi yang perlu disesuaikan). Dikaji pula bagaimana strategi beradaptasi dengan berkeseimbangan agar tidak terpapar maupun terkaparnya industri transportasi. Selain itu dikaji pula aspek finansial ekonomi perusahaan, sosial budaya masyarakat, dan Good Corporate Governance (GCG)-nya. Untuk klaster ketiga, UGM dan UI masing-masing dipercaya melakukan 3 kajian, sementara ITB dan ITS membahas masing-masing 2 kajian.

Sementara, pada klaster empat, Balitbang Kemenhub melaksanakan kajian bagaimana strategi menuju kebangkitan ataupun keseimbangan normal baru. Paralel dikaji pula mengenai kebijakan-kebijakan yang disiapkan untuk dapat bangkit kembali, atau jika kondisi sudah bisa diatasi menjadi keseimbangan baru dengan kondisi normal baru secara bertahap dan berkesinambungan dengan mitigasi terhadap risiko-risiko yang ada dari berbagai aspek dan bidang /sektor atau berbasis pada karakteristik wilayahnya. Dari 4 kajian pada klaster ini, dua dilaksanakan bekerja sama dengan UGM, sementara dua lainnya masing-masing berkolaborasi dengan ITS dan UI.


Kick Off

Kick Off Meeting kajian-kajian tersebut berlangsung pada 2 Juni 2020 yang dilaksanakan secara virtual (webinar). Kegiatan tersebut bertajuk “Kick Off Meeting Dialog Menteri Perhubungan Dengan Rektor Perguruan Tinggi Dan Seminar “Kolaborasi Merespons Dampak Pandemi Covid-19 Dan Strategi Recovery Pada Tatanan Normal Baru Di Sektor Transportasi”. Webinar dihadiri oleh setidaknya 350 peserta.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengapreasiasi  inisiatif dan kolaborasi dalam melaksanakan rangkaian kajian mengenai fenomena Covid-19 terkait sektor transportasi.

Kick off meeting tersebut menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu kolaborasi kerjasama penelitian antara Kemenhub dan Perguruan Tinggi diperlukan untuk meningkatkan efektivitas, kualitas dan kecepatan dalam memperkuat perumusan kebijakan Kemenhub sebagai regulator sektor transportasi. Hal ini mempertimbangkan pula bahwa transportasi merupakan satuan dari multi disiplin ilmu, sehingga dapat menghasilkan kajian yang diperlukan oleh regulator dalam merumuskan kebijakan yang sinergi dengan pelayanan transportasi oleh operator transportasi. Kolaborasi akan memperkuat produk kebijakan dengan konsep Rumusan Kebijakan Berbasis Riset (Policy by Research).

Langkah lanjutan yang akan dilaksanakan antara lain :

  • Joint Research (tidak hanya dengan 4 Perguruan Tinggi Negeri tersebut);
  • FGD dan Webinar yang menghasilkan banyak stakeholder;
  • Jurnal Internasional, tidak hanya sebagai media publikasi namun juga untuk mendapatkan respon internasional ;
  • Transfer knowledge dan capacity building.

Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp