JR Connexion Solusi Mumpuni

Menghadapi masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), Badan Pengelola Transportasi Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi/Jabodetabek (BPTJ) hadirkan inovasi terintegrasi bertajuk Jabodetabek Residence Connexion (JR Connexion). Layanan moda transportasi darat point to point ini menjadi sarana transportasi pilihan – khususnya bagi pelaju Jakarta-Bogor- yang produktif dan aman.

Pelaksanaan AKB berdampak pada lonjakan penumpang KRL di waktu-waktu tertentu. Hal ini disebabkan oleh  pembatasan kapasitas penumpang sebesar maksimal 35-45% untuk memenuhi ketentuan physical distancing. Kondisi ini kerap mengakibatkan terjadinya penumpukan penumpang yang mengular panjang tanpa terkecuali dari dan menuju Bogor.

Mengantisipasinya, pemerintah mengerahkan bus-bus gratis. Layanan ini disediakan di Stasiun Bogor, Stasiun Cilebut, Stasiun Bojong Gede dan Stasiun Citayam. Penyediaan bus sebagai angkutan alternatif bagi pengguna KRL ini, menurut Kepala BPTJ Polana B. Pramesti merupakan langkah Pemerintah agar penumpukan penumpang dapat segera teratasi.  

Meski mampu mengatasi penumpukan penumpang, penyediaan bus gratis bukan merupakan solusi tetap. Polana B. Pramesti menjelaskan bahwa evaluasi yang melibatkan berbagai pihak diantaranya para pakar/pemerhati transportasi telah berhasil memetakan karakteristik pengguna KRL. “Hasil pemetaan ini menjadi landasan kami dalam menyusun kebijakan yang lebih menyeluruh dan tentunya juga mempertimbangkan kemungkinan pandemi masih berlangsung lama,” jelas Polana. 

Kebijakan yang diambil, menurut Polana, pada prinsipnya harus mampu menjamin ketersediaan layanan transportasi dengan tetap menegakkan protokol kesehatan, menjangkau keseluruhan segmen masyarakat serta berdampak positif pada aspek keberlanjutan layanan transportasi itu sendiri.

Oleh karenanya BPTJ bergegas melakukan kajian untuk memperkuat peluncuran layanan alternatif tersebut.  “Bentuk layanan adalah Bus JR Connexion dengan rute point to point,” kata Polana. Titik keberangkatan layanan Bus JR Connexion bukan dari Terminal Bus, namun dari titik yang lebih terjangkau dari pemukiman calon penumpang  (asal) menuju titik tertentu (tujuan) di Jakarta. JR Connexion hanya akan melayani penumpang dari titik keberangkatan dan titik tujuan trayek yang dijalani layanan ini adalah lintas wilayah administratif di Jabodetabek maka perizinannya ada di BPTJ.

Pengoperasian JR Connexion merupakan bagian dari program BPTJ dalam meningkatkan moda share angkutan umum massal sebagaimana tertuang dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ). “Sesuai target RITJ, salah satu Indikator Kinerja Utama BPTJ adalah pencapaian moda share angkutan umum massal sebesar 60% pada 2029. Guna mencapai target tersebut, layanan JR Connexion  menjadi salah satu bentuk inovasi untuk melayani penumpang dari kantong-kantong demand seperti permukiman menuju pusat perkotaan,” ujar Polana.

Mengawali operasional layanan ini, BPTJ meluncurkan Uji Coba Layanan JR Conexion  rute Sentul City – Blok M, Jakarta, pada Kamis, 23 Juli 2020. Bertempat di Terminal Sentul City, Kabupaten Bogor, kegiatan Flag Off dihadiri Polana, Walikota Bogor Bima Arya, Direktur Utama Perum PPD Pande Putu Yasa, serta Direktur Sentul City Iwan Budi Harsana.

Perum PPD sebagai operator mengoperasikan 3 unit bus besar dengan titik keberangkatan dari Terminal Sentul City. Masyarakat Sentul dan sekitarnya dapat memanfaatkan layanan ini dengan tarif promo sebesar Rp25.000. JR Connexion Sentul City – Blok M ini melengkapi layanan angkutan permukiman yang telah lebih dahulu beroperasi melayani masyarakat di wilayah Kabupaten Bogor.

Selanjutnya, BPTJ meluncurkan JR Connexion untuk kali pertama bagi Kota Bogor. Layanan JR Connexion ini mulai diuji-coba pada Senin, 3 Agustus 2020 dengan dua rute sekaligus yakni Taman Sari Persada, Bogor – Blok M, Jakarta dan Taman Sari Persada, Bogor – Juanda, Jakarta. Bertempat di Perumahan Taman Sari Persada Bogor, kegiatan flag off dihadiri Wakil Walikota Bogor Dedie A. Rachim, Direktur Angkutan BPTJ Aca Mulyana  dan Direktur Utama Perum PPD Pande Putu Yasa, pada Kamis, 30 Juli 2020.

Pada uji coba operasional layanan ini, Perum PPD sebagai operator mengoperasikan layanan 5 unit bus besar. Masyarakat Taman Sari Persada dan sekitarnya dapat memanfaatkan layanan ini dengan tarif promo sebesar Rp.15.000,-

Direktur Angkutan BPTJ Aca Mulyana menyampaikan, pengoperasian layanan JR Connexion diharapkan dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang masih harus beraktivitas melakukan perjalanan komuter memanfaatkan angkutan umum massal. Senada, Wakil Walikota Bogor Dedie A. Rachim berharap layanan JR Connexion dapat menjadi alternatif moda transportasi yang aman bagi masyarakat Bogor yang setiap harinya harus beraktivitas di Jakarta. “Langkah-langkah penyediaan angkutan alternatif ini diharapkan dapat menjadi bagian dalam upaya pengendalian Covid-19,” tutup Dedie.

Aca menegaskan kepada operator JR Connexion untuk selalu menerapkan standar protokol kesehatan sehingga kepercayaan masyarakat dalam memanfaatkan angkutan umum massal dapat senantiasa terjaga. Selain pembatasan kapasitas tempat duduk untuk pemenuhan jaga jarak (physical distancing), penerapan protokol kesehatan juga dilakukan melalui kewajiban mengenakan masker serta melakukan pengukuran suhu badan bagi para calon penumpang maupun awak bus. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko penularan covid-19 semaksimal mungkin bagi para penumpang. Demikian pula unit armada yang digunakan secara rutin dibersihkan dengan disinfektan.

“Penegakan protokol kesehatan pada layanan angkutan umum massal menjadi faktor penting dalam menjaga kepercayaan supaya masyarakat tetap mau memanfaatkan angkutan umum massal,” ungkap Polana.

 

Dewasa ini, layanan JR Connexion di sekitar wilayah Bogor mulai diminati masyarakat. Sebagai contoh, sejak beroperasi tanggal 4 Agustus 2020, untuk rute Grand Central – Stasiun Juanda pada layanan pagi hari rata-rata tercatat memuat sebanyak 23 orang penumpang setiap hari (kapasitas maksimal bus besar pada masa pandemi 25 – 30 penumpang). Untuk sore hari atau layanan sebaliknya, terdapat rata-rata 14 orang penumpang setiap hari.

Menurut Polana, sejak diluncurkan pertama kali pada 14 Februari 2017, JR Connexion  terus memperluas layanannya. “Kita ingin JR Connexion dapat menjadi alernatif bagi masyarakat Jabodetabek dalam bermobilitas,” kata Polana.

Layanan Eksisting JR Connexion

Sejak diluncurkan pertama kali pada 14 Februari 2017, JR Connexion terus memperluas layanannya. Sampai saat ini JR Connexion telah tercatat melayani  sebanyak 44 rute. Adapun permukiman di wilayah Jabodetabek yang telah dilayani JR Connexion diantaranya adalah Kabupaten Bogor sebanyak 14 rute, Kota Bekasi sebanyak 16 rute, Kabupaten Bekasi sebanyak 1 rute, Kabupaten Tangerang 12 rute, dan Kota Tangerang Selatan sebanyak 1 rute.

Sedangkan untuk operator, terdapat sebanyak 8 perusahaan bus yang telah menjalankan layanan JR Connexion. Kedelapan operator tersebut adalah Perum PPD, PT. Eka Sari Lorena Transport Tbk, PT Sejahtera Cemerlang Trans, PT Sinarjaya Megah Langgeng, PT Wifend Darmapersada, PT Royal Wisata Nusantara, PT Transportasi Jakarta, PT Alfa Omega Sehati Mitra.

Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp