Selain itu Renstra 2020 – 2024 berperan penting untuk lebih meningkatkan capaian yang telah dicapai pada periode sebelumnya (2015 – 2019). Dimana Kemenhub senantiasa berusaha mewujudkan transportasi nasional yang andal, berdaya saing, dan memberikan nilai tambah serta berorientasi zero accident dengan sumber daya manusia perhubungan yang prima, profesional, dan beretika.
Untuk RPJMN 2020 – 2024, arah kebijakan dan strategi yang akan dilakukan di sektor transportasi kereta api, ada beberapa hal yang akan dilakukan, seperti pembangunan KA cepat antarkota metropolitan (KA Cepat Jakarta-Bandung; dan KA Ekpress Jakarta-Semarang-Surabaya), pengembangan KA regional baru untuk penumpang dan barang (KA Makassar-Parepare), pengembangan skema pengadaan sarana KA, dan pemenuhan kebutuhan pemeliharaan prasarana (Infrastructure Maintenance and Operation/IMO).
Penyesuaian
RKP 2020 dan RPJMN ditetapkan sebelum adanya pandemi Covid-19. Terkait hal tersebut tentunya perlu adanya penyesuaian kegiatan dan terget Renstra, terutama terkait dengan kegiatan pembangunan yang sedang/akan dilakukan oleh Ditjen KA. Untuk penyusunan Renstra akan dilakukan dengan pendekatan dua layar, yaitu tahun anggaran 2020 dan 2021 akan menggunakan penyesuaian akibat pandemi Covid-19 dan selanjutnya target RPJMN dapat dilanjutkan pada tahun selanjutnya.Meski begitu dalam penjabaran kebutuhan sumber daya, perlu dilakukan terutama pada tahun anggaran 2020 – 2021. Hal ini dilakukan mengingat kondisi ekonomi makro yang terdapat dalam RPJMN berbeda dengan kondisi eksisting yang terdampak pandemi Covid-19.
Sementara itu, untuk kegiatan yang tidak perlu dilakukan penyesuaian anggaran, yaitu kegiatan yang telah diusulkan dan dibiayai oleh PHLN/SBSN (PHLN = Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri – SBSN = Surat Berharga Syariah Negara). Untuk penyesuaian kegiatan pada kegiatan pada 2020, beberapa hal dilakukan penghematan seperti kegiatan studi, belanja barang penunjang tusi, operasional kantor, angkutan perintis dan IMO. Beberapa cara dilakukan dalam melakukan penghematan diantaranya mengubah SYC (single year contract) menjadi MYC (multi year contract), perpanjangan waktu MYC (multi year contract), pengurangan volume dan penundaan beberapa kegiatan.
PSN KA Tetap Berjalan
Di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda, beberapa pembangunan infrastruktur terus berjalan, terutama yang masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Untuk kereta api proyek yang masuk dalam PSN adalah terkait dengan infrastruktur transportasi kereta api. Proyek Strategis Nasional adalah proyek-proyek infrastruktur Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dianggap strategis dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, kesejahteraan masyarakat, dan pembangunan di daerah. Meski di tengah pandemi, pembangunan proyek-proyek PSN tersebut tetap berjalan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Zulfikri mengungkapkan, pihaknya bakal terus menjalankan belasan Proyek Strategis Nasional (PSN) kereta api di tengah pandemi Covid-19. Seperti diketahui jika sektor transportasi kereta api masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dan sebagian Sumatra. Namun kini, untuk wilayah Sulawesi juga telah dimulai pembangunannya. Untuk wilayah tersebut, kereta api ini bisa dioperasikan di akhir tahun depan atau di awal tahun 2022.
Zulfikri membeberkan capaian pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) di bidang kereta api (KA) hingga 2019. Tercatat, ada 16 PSN bidang kereta api yang diamanatkan pemerintah kepada Kementerian Perhubungan. Sebagian dari 16 PSN sudah selesai dibangun, tetapi sebagian lainnya masih dalam proses pembangunan. Zulfikri menjelaskan beberapa proyek kereta api telah terealisasi. Di wilayah Sumatra misalnya, capaian terdiri dari pembangunan jalur KA Bandar Tinggi – Kuala Tanjung sepanjang 21,5 km, KA Prabumulih – Kertapati, KA Martapura – Baturaja 32 km, dan KA Kotabumi – Cempaka 9 km. Proyek lainnya yang telah terealisasi, antara lain KA Bandara Kualanamu termasuk jalur ganda dan jalan layang, KA Bandara Internasional Minangkabau, dan LRT Sumatera Selatan. Sementara itu untuk wilayah Jawa, diantaranya pembangunan jalur ganda KA Madiun-Jombang sepanjang 84 Km, jalur ganda SoloKedungbanteng sepanjang 42 km, jalur ganda KA Kroya-Kutoarjo, jalur ganda KA Solo – Madiun, jalur ganda KA Madiun – Jombang, reaktivasi jalur KA Cianjur – Cipatat, KA Bandara Soekarno Hatta, MRT Jakarta Tahap I, LRT Jakarta Tahap I, dan KA Bandara Adi Sumarmo.
Zulfikri juga memaparkan, seiring dengan pembangunan jalur kereta api tersebut, perjalanan kereta api pun mengalami peningkatan dari 1.599 perjalanan di tahun 2015 menjadi 2.079 perjalanan pada 2019. Menurutnya, yang terbanyak adalah KA jarak jauh yang memberikan dukungan konektivitas antar-wilayah atau antar kota. Sedangkan dari sisi pemanfaatan, terjadi juga kenaikan dari jumlah penumpang, dari 327,8 juta di tahun 2015 menjadi 453,4 juta pada 2019. Terjadinya peningkatan ini, lanjut Zulfikri, karena ditopang oleh perjalanan di hari besar maupun perjalanan di kota-kota Jabodetabek. Sementara itu, peningkatan juga terjadi di angkutan barang, yaitu sebesar 12,7 persen ton/tahun. Untuk 2015 sekitar 29,7 ton per tahun, dan pada 2019 meningkat menjadi sekitar 47,6 juta ton per tahun.(*)
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat