Rute KSPN
Yogyakarta merupakan pilihan wisata terbesar kedua di Indonesia. Selain ragam destinasi yang bisa dikunjungi, Yogyakarta pun menawarkan kemudahan bertransportasi bagi masyarakat yang berwisata di Kota Pelajar tersebut.
Sebagai salah satu penyedia layanan jasa transportasi, DAMRI telah menyediakan lima rute khusus menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Hal tersebut merupakan salah satu strategi Yogyakarta membangkitkan perekonomian disektor pariwisata.
Hampir seluruh titik penjemputan pada rute KSPN tersebut bermula di Yogyakarta Internasional Airport (YIA). Hal ini disebabkan karena YIA menjadi salah satu gerbang masuknya para wisatawan yang akan berlibur di Yogyakarta.
Lima rute KSPN Superior diantaranya:
Khusus menuju Borobudur, DAMRI menyediakan dua rute yang bisa Anda pilih sesuai keinginan. Dua rute tersebut terdiri dari rute melewati Bukit Menoreh dan rute melewati Mangunan-Ngerso. Bagi Anda yang ingin menikmati perjalanan lebih lama, disarankan melewati jalur Bukit Menoreh. Meskipun jalur perjalanan lebih berliku-liku, Anda dapat mengunjungi Goa Keping, Tebing Gunung Gajah, Hutan Pinus, Air Terjun, dan kafe kecil di sepanjang jalan.
Dalam satu hari, armada rute KSPN dapat mengangkut sebanyak 174 penumpang. Masing-masing rute KSPN tersebut, mematok harga mulai dari Rp21.000 – Rp25.000. Saat ini jadwal keberangkatan rute KSPN menyesuaikan dengan jadwal kedatangan penerbangan di YIA.
Hadirnya lima rute KSPN Superior ini diharapkan tidak hanya menyediakan transportasi, tetapi juga mampu memberikan pengalaman berwisata untuk seluruh penumpang.
Becak Zonasi
Kurang lengkap rasanya berwisata di Yogyakarta tanpa menaiki kendaraan tradisional khas Kota Gudeg yang bertajuk becak. Lajunya yang perlahan, membuat wisatawan dapat menikmati pemandangan selama perjalanan dengan nyaman. Biasanya becak dapat Anda temui di sudut-sudut jalan kota Yogyakarta.
Namun seiring berjalannya waktu, keberadaan becak mulai tergerus oleh hadirnya transportasi online. Untuk menjaga becak tetap eksis, sesuai Peraturan Transportasi Tradisional, becak akan diatur dalam bentuk zonasi. Dalam peraturan tersebut, becak hanya akan berada setidaknya di lima zona di Yogyakarta, yaitu Kraton (Alun-Alun), Kotagede, Pakualaman, Malioboro, dan Kotabaru. Lima zona tersebut merupakan wilayah yang paling dikenal sebagai sentral pariwisata Yogyakarta. Masing-masing becak tersebut akan dimodifikasi sesuai zonasi. Setiap becak akan memiliki motif yang berbeda-beda, sehingga wisatawan pun dapat membedakan rute perjalanan becak tersebut.
Khusus untuk bentor atau becak motor, konsepnya pun diubah menjadi becak listrik. Inovasi ini pun dilakukan agar kelestarian becak pun terjaga dan tetap ramah lingkungan. Kini beberapa prototipe becak listrik sudah berjalan di sekitar Malioboro.
Andong Online
Selain becak, transportasi tradisional yang sering ditemui di Yogyakarta adalah andong. Andong merupakan sebuah kereta beroda empat yang ditarik oleh seekor kuda. Sampai saat ini, andong masih menjadi pilihan wisatawan berkeliling wisata di Yogyakarta.
Untuk meningkatkan daya tarik wisatawan yang ingin melakukan perjalanan ke destinasi wisata di Yogyakarta menggunakan andong, Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X bersama Menteri Pariwisata 2014-2019 Arief Yahya dan Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi meluncurkan Grab Andong.
Grab Andong dilengkapi dengan plat nomor khusus dan Kartu Tanda Anggota Paguyuban Andong serta Surat Kendaraan Tidak Bermotor oleh Pemerintah Yogyakarta. Grab Andong dapat dipesan melalui aplikasi dan hanya diperbolehkan beroperasi selama satu jam dengan tarif Rp150.000. Selanjutnya jika wisatawan ingin menambah tarif, maka akan dikenakan tarif Rp1.250 per menit hingga perjalanan selesai. Grab Andong sementara hanya bisa diakses di sekitar area Malioboro dan Kraton.
Adaptasi Kebiasaan Baru
Yogyakarta dinobatkan sebagai wilayah nomor satu dengan penanganan pencegahan penyebaran Covid-19 terbaik di Indonesia. Di masa adaptasi kebiasaan baru ini pun, Gubernur Yogyakarta bersama seluruh stakeholder tetap bekerja sama memberikan edukasi serta keamanan dan kenyamanan untuk kembali beraktifitas dan berwisata di Yogyakarta.
Hal tersebut diimplementasikan dengan menerapkan protokol kesehatan di masing-masing transportasi wisata. Pada transportasi DAMRI, petugas akan menyemprotkan cairan disinfektan sebelum dan sesudah melakukan perjalanan. Selain itu untuk mencegah penyebaran Covid-19 melalui kontak fisik, DAMRI telah melayani pembelian tiket secara online dan pembatasan kapasitas penumpang sebesar 50%.
Protokol kesehatan juga diterapkan pada becak dan andong. Kedua transportasi tersebut, dilengkapi dengan sekat pembatas antara kusir atau pengemudi dengan penumpang. Sebelum menaiki transportasi, penumpang pun wajib memakai masker, hand sanitizer, dan melakukan pengecekan suhu tubuh.
Hadirnya inovasi transportasi dan implementasi protokol kesehatan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk datang berwisata kembali ke Yogyakarta. Sehingga perekonomian Yogyakarta khususnya disektor pariwisata bisa bangkit kembali di masa adaptasi kebiasaan baru.
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat