Selain 5 KSPN Super Prioritas yaitu Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang, Kemenhub tetap memperhatikan pembangunan infrastruktur transportasi di destinasi wisata lainnya atau dikenal dengan kawasan ekonomi khusus pariwisata (KEK). Destinasi tersebut diantaranya Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Toraja, Gunung Bromo, Wakatobi, dan Morotai.
Program Prioritas
Melalui rapat koordinasi penyusunan pagu kebutuhan rencana kerja dan anggaran (RKA) serta rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) ke-4 tahun 2020-2024, Kemenhub telah menetapkan lima program yang menjadi agenda utama atau prioritas. Salah satunya adalah membangun konektivitas transportasi dalam rangka mendukung sektor pariwisata.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, kelima program tersebut telah sesuai dengan rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2021, yang mengambil tema meningkatkan investasi dan daya saing industri pariwisata untuk pertumbuhan ekonomi. Adapun pembangunan konektivitas transportasi di sektor pariwisata ini, selaras dengan pemgembangan destinasi wisata KSPN dan KEK.
Adapun perencanaannya, terdapat tiga isu yang menjadi fokus utama dalam pengembangan transportasi. Yaitu sarana, prasarana, dan sistem transportasi. Sarana transportasi meliputi moda transportasi angkutan jalan, sungai, danau dan penyeberangan, angkutan laut dan kereta api. Prasarana transportasi meliputi pelabuhan laut, bandara, dan stasiun. Sedangkan sistem transportasi meliputi informasi rute dan jadwal, ICT, dan kemudahan reservasi moda.
Selanjutnya Kemenhub melalui masing-masing direktorat jenderal perhubungan bersinergi dengan pemerintah daerah berkomitmen untuk bersama-sama menyediakan infrastruktur transportasi yang baik, sehingga memudahkan para wisatawan baik domestik maupun mancanegara dalam mengakses kawasan pariwisata.
Konektivitas Antarmoda
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Budi Setiyadi menuturkan, terdapat tiga strategi implementasi sebagai bentuk dukungan pengembangan konektivitas pada transportasi darat. Strategi tersebut meliputi sistem angkutan, fasilitas dan sistem lalu lintas, serta fasilitas sarana dan prasarana.
Selanjutnya strategi tersebut diimplementasikan melalui layanan rute-rute perjalanan dengan fasilitas transportasi umum seperti angkutan antarmoda menuju lokasi wisata. Tidak hanya transportasi umum, Dirjen Hubdat pun melakukan perbaikan jalan guna menunjang keamanan dan keselamatan wisatawan.
Seperti di KSPN Tanjung Lesung Banten, Dirjen Hubdat menyediakan trayek bus DAMRI yang telah beroperasi melayani dua rute perjalanan yaitu Bandara Soekarno Hatta – Tanjung Lesung dan Pelabuhan Merak – Tanjung Lesung dengan masing-masing empat jadwal keberangkatan setiap hari.
Kemudahan aksesibilitas pun dirasakan di KSPN Tanjung Kelayang Belitung. Dirjen Hubdat menyediakan trayek menuju Tanjung Kelayang melalui Junction (Simpang Lima Tanjung Pandan), Tanung Kelayang, Tanjung Tinggi (Kecamatan Sijuk), dan melalui jalan dalam kota.
Tentunya kemudahan angkutan antarmoda pun selaras dengan dukungan akses jalan di sejumlah ruas di masing-masing wilayah KSPN. Salah satunya ruas JLN Hos Cokroaminoto (Pasuruan) di KSPN Bromo, Bere-Bere–SOH di KSPN Morotai, Wanci-Topanuanda-Bandara di KSPN Wakatobi, dan Junction-Tanjung Kelayang di KSPN Tanjung Kelayang.
Dukungan akses jalan pun dilengkapi dengan pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan. Diantaranya rambu, alat penerang jalan (APJ), warning light, delineator, marka jalan, paku jalan, guardrail, dan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL).
Selanjutnya dukungan terkait sarana dan prasarana pun dilakukan oleh Dirjen Hubdat, melalui pembangunan dan rehabilitasi terminal tipe A pada lokasi KSPN dan KEK. Sebanyak 110 terminal Tipe A telah melakukan serah terima operasional kepada Dirjen Hubdat, yang semula dikelola oleh Pemerintah Daerah menjadi dibawah kewenangan Kemenhub.
Gerbang Wisata Bahari
Pelabuhan memiliki peran strategis sebagai gerbang internasional, serta gerbang wisatawan untuk mengunjungi wisata bahari. Wisata bahari merupakan aktivitas wisata yang dilakukan oleh wisatawan menggunakan kapal layar. Pengembangan sektor pelabuhan pun menjadi salah satu dukungan Kemenhub dalam membangun konektivitas sektor pariwisata di wilayah KSPN dan KEK.
Dirjen Hubla, R. Agus H Purnomo mengatakan, saat ini Kemenhub fokus pada peningkatan pelabuhan penyeberangan guna mengoptimalkan layanan pada mayarakat, khususnya wisatawan yang akan mengunjungi destinasi wisata bahari di Indonesia. Seperti Mandalika, Morotai, dan Kepulauan Seribu.
Salah satu program pembangunan dermaga yang sedang berjalan di tahun ini, adalah pembangunan pelabuhan penyeberangan Fery Kaledupa di KSPN Wakatobi. “Kemenhub melalui Dirjen Hubla sangat memperhatikan pembangunan sejumlah dermaga di Wakatobi. Selain pelabuhan penyeberangan Fery Kaledupa, Kemenhub juga melakukan penguatan dermaga Pelabuhan Wanci,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Wakatobi, Hariadin.
Rehabilitasi pelabuhan penyeberangan lainnya pun dapat dilihat pada proyek pelabuhan penyeberangan di Daruba. Proyek rehabilitasi ini telah berjalan mulai 2019.
Adapun guna mempermudah transportasi ke sekitar pulau-pulau, Kemenhub telah menyiapkan transportasi yaitu kapal roro dan bus air. Layanan kapal roro sudah beroperasi dan bisa dinikmati di KSPN Tanjung Kelayang, Danau Toba, dan Papua.
Sementara itu layanan bus air pun telah diuji coba di KSPN Morotai. Bus air berkapasitas 50 penumpang tersebut dirancang memiliki multifungsi, yaitu sebagai kapal mengangkut penumpang sekaligus kapal wisata. Rencananya bus air akan dibuat menjadi dua unit. Masing-masing pada 2020 dan 2021.
Bus air akan melayani rute perjalanan Daruba-Dodola pulang pergi (PP). Selanjutnya apabila uji coba berhasil, bus air akan terus dikembangkan di wilayah-wilayah KSPN lainnya.
Pembangunan infrastruktur tidak hanya berhenti pada selesainya pembangunan infrastruktur fisik transportasi, tetapi juga memastikan bahwa pembangunan infrastruktur transportasi tersebut dapat memberikan manfaat positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Hadirnya dukungan Kemenhub pada sektor transportasi diharapkan dapat menyediakan infrastruktur yang baik, sehingga memudahkan wisatawan dalam mengakses kawasan pariwisata serta membangun konektivitas tanpa batas diseluruh wilayah di Indonesia.
Dongkrak Sektor Pariwisata Melalui Tol Laut
Tol laut merupakan sistem distribusi logistik dengan menggunakan kapal besar, yang menghubungkan antar pelabuhan di jalur atau rute utama. Tol laut pun menjadi salah satu konsep Dirjen Hubla untuk mendukung kinerja sektor pariwisata, terutama pada kawasan strategi pariwisata nasional.
Saat ini, trayek tol laut yang sedang dipersiapkan di sejumlah kawasan pariwisata nasional. Diantaranya:
Menurut ketua badan promosi pariwisata indonesia (BPPI), SB. Wiryanti Sukamdani, konsep tol laut mampu mempermudah pencapaian target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara dalam lima tahun ke depan. Wiryanti mengatakan, keberadaan tol laut akan memungkinkan wisata kapal pesiar atau cruise ship dapat dikembangkan di Indonesia.
“Tol laut akan mendongkrak kinerja sektor pariwisata di Tanah Air dari beberapa sisi. Salah satunya dengan pengembangan wisata kapal pesiar dan pemerataan logistik untuk bisnis jasa pendukung wisata,” tutup Wiryanti.
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat