Tapak Tilas Mozes Kilangin
Berada di wilayah Lani Jaya, Bandara Mozes Kilangin merupakan bandara yang dibangun perusahaan tambang emas PT Freeport Indonesia pada 1970 guna menunjang kinerja perusahaan. Mozes Kilangin diambil dari nama seorang guru pertama di dataran sekitar Timika yaitu suku Amungme. Pada 1967, Mozes Kilangin berjasa besar dalam membantu meluruskan kesalahpahaman antara Freeport dan masyarakat suku Amungme. Sejak saat itu, sebagai ungkapan terima kasih, bandara tersebut diberi nama Bandara Mozes Kilangin. Bandara pun dihiasi dengan patung Mozes Kilangin yang sedang mengenakan jas.
Sebagai upaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi sebagai penghubung antar pulau, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) berkolaborasi dengan PT Freeport Indonesia, melakukan pengembangan bandara menjadi bandara umum. Bandara Mozes Kilangin dikelola oleh Unit Pelaksana Bandara Umum (UPBU), karena jumlah penumpang yang belum mencapai satu juta pertahun.
Memiliki panjang landasan 2.935 meter dan lebar 45 meter, Bandara Mozes Kilangin kini melayani masyarakat luas dari dan menuju Mimika. Untuk sampai ke Bandara Mozes Kilangin, perjalanan hanya memakan waktu 45 menit dari Kota Mimika.
Sesampainya di Bandara, calon penumpang akan disambut dengan ikon bandara yaitu ban raksasa. Ban raksasa tersebut merupakan ban Haul Truck yaitu kendaraan raksasa yang digunakan di tambang Freeport di Mimika. Ban raksasa ini dihiasi dengan 22 bendera negara, sebagai lambang 22 kebangsaan yang turut bekerja dalam pembangunan bandara.
Selain sebagai hub penumpang menuju beberapa kota di sekitar Papua dan Papua Barat, Bandara Mozes Kilangin pun merupakan salah satu perwujudan Kemenhub dalam menginisiasi program jembatan udara. Bandara Mozes Kilangin menjadi salah satu hub di Papua yang melayani pengiriman logistik ke daerah pedalaman yang hanya dijangkau oleh pesawat udara.
Kini Bandara Mozes Kilangin melayani 26 rute penerbangan penumpang dan 7 rute pengiriman logistik. Sama seperti bandara di kota-kota besar, Bandara Mozes Kilangin dilengkapi dengan fasilitas setara bandara internasional lainnya, seperti terminal penumpang yang luas, fasilitas tempat parkir kendaraan, dan akses keluar masuk kendaraan untuk menjemput dan menurunkan penumpang.
Hadirnya pengembangan Bandara Mozes Kilangin, diharapkan mampu menjadi simpul transportasi guna menunjang kesejahteraan masyarakat sekitar Papua. Sekaligus menjadi gerbang utama masyarakat yang akan mengunjungi Bumi Cenderawasih.
Fasilitas Mutakhir
Papua dikenal sebagai kota dengan intensitas hujan tertinggi di Indonesia. Cuaca ekstrim yang cepat berubah sewaktu-waktu ini menjadi salah satu tantangan UPBU Bandara Mozez Kilangin, terutama dalam menjaga penerbangan sesuai dengan jadwal dan tidak mengalami kendala. Berkenaan dengan kondisi ini, AirNav turut berperan penting dalam menjaga keselamatan penerbangan di Bandara Mozes Kilangin. Terutama saat terjadi perubahan cuaca yang tidak menentu.
Bandara Mozes Kilangin dilengkapi dengan fasilitas Approach yang paling mutakhir. Approach adalah rambu penerangan yang di pasang pada perpanjangan landasan pacu. Fasilitas ini berfungsi sebagai petunjuk kepada pilot mengenai posisi, arah pendaratan, dan jarak landasan pada saat pendaratan. Sehingga pada ketinggian 383 feet, pilot mampu melihat landasan sehingga dapat mendarat dengan selamat.
Fasilitas ini mulai diimplmentasikan di Bandara Mozes Kilangin pada April 2020. Setelah melalui masa percobaan dan trial error, fasilitas Approach mulai digunakan pada September 2020. Fasilitas ini pun didukung dengan landasan yang panjang dan navigasi yang optimal, sehingga perjalanan pesawat tetap aman, nyaman, dan selamat saat mendarat di Bandara Mozes Kilangin.
Dalam rangka meningkatkan keselamatan selama penerbangan, Air Nav pun menciptakan layanan bernama Post Flight Greeting Form Complain. Layanan ini merupakan report atau komplain yang diisi pilot setelah melakukan perjalanan. Pilot dapat menuliskan segala keluhan dan kendala yang dialami selama penerbangan menuju Timika.
Menuju PON 2021
Papua terpilih menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang rencananya akan diselenggarakan pada 2021. Guna menyambut kegiatan tersebut, pengelola Bandara Mozes Kilangin tengah melakukan perluasan terminal penumpang untuk mengantisipasi lonjakan penumpang selama PON XX berlangsung. Dengan rampungnya perluasan terminal rampung, Bandara Mozes Kilangin dapat menampung dua kali lipat penumpang, yang sebelumnya dapat menampung 39 ribu penumpang per tahun.
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat