SANG PENYELAMAT

Bagi pengguna setia moda transportasi udara maupun laut, pastinya tidak asing lagi dengan salah satu instrumen keselamatan bernama jaket pelampung (life jacket). Jaket pelampung merupakan perangkat penyelamat yang paling penting saat terjadi kecelakaan di laut. Ditemukannya jaket pelampung menjadi sebuah kemajuan positif di bidang dunia keselamatan transportasi.

Perangkat Keselamatan

Jaket pelampung merupakan perangkat keselamatan yang dirancang untuk membantu pemakainya, baik secara sadar atau di bawah sadar, untuk tetap mengapung saat berada dalam air dengan mulut dan hidung berada di atas permukaan air. Perangkat ini dirancang dan disetujui oleh pihak yang berwenang, yaitu Biro Klasifkasi Indonesia, untuk digunakan oleh masyarakat sipil dalam rekreasi berlayar, pelaut, kayak, kano maupun bagi penumpang pesawat terbang disaat terjadi kondisi pendaratan darurat di perairan.

Ada jaket pelampung yang dirancang untuk digunakan oleh penumpang dan awak pesawat,
dan kapal komersial seperti kapal tunda, kapal penumpang, feri, dan kapal laut. Selain itu, ada pula jaket pelampung yang dirancang dan digunakan oleh militer, yaitu angkatan udara, pasukan khusus, marinir, angkatan laut, dan penjaga pantai, serta kepolisian.

Jaket pelampung mulai dikembangkan sekitar tahun 1850. Tahun itu merupakan periode yang sama, ketika kapal-kapal berbahan dasar besi mulai menggantikan eksistensi dari kapal tradisional yang berbahan kayu. Seorang dokter, ilmuwan, dan penulis buku
“Designed for Life: Life Jackets Through the Ages”, dr. Christopher Brooks menyebutkan bahwa ketika sebuah kapal berbahan besi tenggelam, maka muatan bobotnya yakni penumpangnya juga akan ikut tenggelam. Merujuk pada kondisi tersebut, maka dirancanglah jaket pelampung untuk mencegah penumpangnya ikut tenggelam. Secara resmi, jaket pelampung dikenal sebagai Personal Flotation Device (PFD), yaitu alat untuk
mengapung sehingga kepala berada di atas permukaan air. Jaket pelampung ditemukan pertama kali oleh Kapten Ward, seorang Inspektur Institusi Kapal Penyelamat Nasional Kerajaan Inggris tahun 1854. Kapten Ward mencoba membuat jaket pelampung dengan menggunakan material berbahan ringan yang dapat mengapung di atas air.

 

Inovasi

Seiring perkembangan zaman, jaket pelampung pun mengalami perubahan pada bahan dasar yang digunakan dan modelnya. Di masa awal pengembangannya, jaket pelampung menggunakan kulit binatang sebagai bahan dasarnya.

Kemudian, di awal abad 19, jaket pelampung dibuat dengan menggunakan material berupa
lembaran atau blok gabus sebagai bahan dasarnya yang dibentuk menyerupai sebuah rompi. Material gabus menjadi pilihan tepat karena dapat membuat manusia mengapung, sehingga jaket pelampung berbahan dasar gabus terus dikembangkan. Perkembangan inovasi jaket pelampung pun terus berlanjut yang diiringi dengan serangkaian insiden
yang terjadi di dalamnya. Justru, insiden-insiden itulah yang menjadi pemicu bagi para pengembang untuk berpikir lebih inovatif dalam merancang dan membuat jaket pelampung agar lebih safety dan lebih canggih.

Tahun 1928, Peter Markus mengembangkan jaket pelampung dengan teknologi hybrid infatable. Teknologi ini membuat jaket baru akan mengembang ketika tali yang terletak di bagian dada ditarik atau peluit yang juga tersemat pada jaket tersebut ditiup.

Pada jaket pelampung inflatable terdapat tabung yang berisi CO2. Fungsi tabung ini yakni
apabila tutupnya dilepaskan maka CO2 akan langsung mengisi dan memenuhi bagian dalam jaket pelampung sampai penuh, sehingga penggunaannya dapat mengapung
di atas air.

Jaket pelampung inflatable ini umumnya berwarna kuning atau jingga, karena warna tersebut yang paling mencolok apabila dilihat dari jauh. Kulit luar dari jaket pelampung
ini terbuat dari serat sintetis, seperti nilon atau vinyl.

Meskipun tampak sederhana, hadirnya jaket pelampung telah terbukti mampu menurunkan angka korban jiwa dikarenakan tenggelam dengan sangat signifkan. Semoga kedepannya, jaket pelampung bisa dikembangkan lebih lanjut lagi, sehingga hasilnya akan sangat
berdampak baik pada keselamatan para penumpang serta kru yang bertugas.

 

Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp