Sumatra Utara tengah meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas melalui pembangunan sektor transportasi. Selain memperlancar distribusi barang dan mobilitas penumpang, pembangunan juga untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi. Pembangunan dilaksanakan terhadap seluruh aspek transportasi, baik sarana prasarana, sistem, maupun SDM, guna mendukung pengembangan destinasi wisata prioritas, yaitu KSPN Danau Toba. Hingga pada akhirnya, sektor transportasi akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatra Utara.
Bertransportasi publik di Kota Medan, kini semakin nyaman dan mudah. Bus-bus hijau siap mengantarkan masyarakat ke berbagai tujuan di penjuru Kota Medan. Itulah Trans Metro Deli. Dengan ketepatan waktu dan rute, Trans Metro Deli siap menjadi transportasi publik andalan masyarakat Medan dan sekitarnya.
Trans Metro Deli merupakan realisasi Program Buy The Service (BTS) yang digulirkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di 5 kota pada 2020 lalu. Medan adalah satu dari lima kota yang menjadi pilot project dalam penerapan sistem BTS pada layanan angkutan perkotaan.
BTS merupakan langkah nyata Kemenhub dalam menyediakan layanan angkutan massal perkotaan yang prima dan andal. Dalam hal ini, layanan angkutan massal yang memenuhi standar pelayanan, yang meliputi keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan, dan keteraturan.
Dengan begitu, tercipta sistem transportasi publik yang baik, yang mampu mendorong masyarakat untuk bertransportasi publik. Semakin banyak masyarakat yang menggunakan transportasi publik, tentunya dapat mengurangi populasi kendaraan di jalanan.
Seiring berkurangnya volume kendaraan di jalan, kemacetan pun akan berkurang. Selain itu, kapasitas penumpang bus—seperti Trans Metro Deli—yang besar memungkinkan mengangkut lebih banyak penumpang dalam satu waktu.
Hingga saat ini, Trans Metro Deli telah melayani masyarakat Kota Medan di 5 koridor. Setiap koridor menghubungkan pusat Kota Medan dengan wilayah-wilayah di sekitarnya. Dari titik keberangkatan di Lapangan Merdeka, Trans Metro Deli siap mengantarkan masyarakat ke berbagai tempat, seperti Pelabuhan Belawan dan Terminal Amplas, melalui titik-titik pemberhentian bus.
Layanan angkutan Trans Metro Deli telah meningkatkan aksesibilitas dan memudahkan mobilitas masyarakat yang akan beraktivitas. Masyarakat Medan dan sekitarnya pun menyambut baik kehadiran Trans Metro Deli.
Hal ini terlihat dari respon masyarakat pengguna Trans Metro Deli. Terutama, pada Koridor 3 jurusan Belawan – Lapangan Merdeka yang memiliki ritase tertinggi, yaitu mencapai 1.503 ritase. Bahkan, tak sedikit masyarakat yang sekadar ingin mencoba Trans Metro Deli, yang digadang sebagai angkutan modern dan nyaman, hanya untuk berkeliling Kota Medan.
Seperti halnya tiga gadis yang ditemui Tim Transmedia saat menumpang Trans Metro Deli, menuju Terminal Amplas. Ketiganya mengaku hanya ingin mencoba Trans Metro Deli dari pusat kota (Lapangan Merdeka) ke Terminal Amplas.
Sedangkan seorang di antara mereka mengaku, sejak ada Trans Metro Deli, lebih sering menggunakan Trans Metro Deli dibandingkan angkutan kota lainnya. “Busnya nyaman, bersih, dan nggak panas. Jadi, ke mana-mana sekarang saya naik ini (baca: Trans Metro deli). Apalagi, sekarang masih gratis,” akunya.
Memang, sejak resmi beroperasi di akhir 2020 lalu, Trans Metro Deli masih melayani secara cuma-cuma alias gratis. Meski tetap harus tapping saat naik, penumpang belum dikenakan biaya. Selain untuk lebih mengenalkan layanan Trans Metro Deli kepada masyarakat, cara ini sekaligus mendorong minat masyarakat untuk menggunakan transportasi publik.
Integrasi Simpul Transportasi
Selain Trans Metro Deli, kesediaan angkutan pemadu moda juga semakin memudahkan akses masyarakat ke Bandara Internasional Kualanamu atau KINA (Kualanamu International Airport). Perum DAMRI menyediakan layanan bus pemadu moda dengan tiga rute, yaitu KINA – Terminal Amplas, KINA – Stabat, dan KINA – Carrefour.
Bus pemadu moda DAMRI melengkapi layanan transportasi dari dan menuju bandara. Selain bus DAMRI, tersedia pula bus bandara yang dikelola swasta serta kereta bandara dengan rute Stasiun Bandara – Stasiun Medan (pp).
DAMRI juga menyediakan layanan angkutan antarkota yang termasuk dalam wilayah aglomerasi Medan – Binjai – Deli Serdang – Karo (Mebidangro). Angkutan kota bernama Trans Mebidang ini melayani 2 trayek dengan rute Terminal Lubuk Pakam – Pusat Pasar dan Terminal Kota Binjai – Pusat Pasar.
Masing-masing rute dilayani 12 unit bus berkapasitas 42 penumpang dengan headway 60 menit untuk rute Terminal Lubuk Pakam dan 90 menit untuk Terminal Kota Binjai. Kedua trayek beroperasi mulai jam 6 pagi hingga 17.30.
Seluruh layanan angkutan perkotaan tersebut tak hanya memudahkan akses masyarakat untuk menjangkau berbagai wilayah di penjuru Kota Medan dan sekitarnya. Namun, juga telah menghubungkan simpul-simpul layanan transportasi di Kota Medan dan sekitarnya sehingga terwujud sistem transportasi kota yang terpadu dan terintegrasi.
Bertumpu pada Perintis
Tak hanya angkutan perkotaan, angkutan di daerah perdesaan ataupun pedalaman dan terpencil di Provinsi Sumatra Utara juga menjadi perhatian Kemenhub. Melalui penugasan kepada Perum DAMRI, Kemenhub menyediakan 7 rute angkutan perintis yang dilayani 2 armada di setiap rutenya.
Angkutan perintis bersubsidi ini pun menjadi tumpuan masyarakat. Seperti halnya masyarakat di wilayah Gunung Sitoli dan Teluk Dalam, Pulau Nias. Layanan angkutan perintis membantu dan memudahkan mobilitas masyarakat Nias yang hendak berjualan ke pasar, bekerja, maupun berkegiatan lainnya.
Manfaat serupa dirasakan masyarakat Siosar. Siosar merupakan daerah tertinggi di Kabupaten Karo, dengan ketinggian mencapai 1.491 m dpl sehingga kerap disebut Negeri di Atas Awan. Adanya angkutan perintis DAMRI rute Kabanjahe – Siosar telah membuka akses bagi masyarakat Siosar.
“Rute ini dilayani angkutan perintis 2 kali dalam sehari. Dengan tarif hanya Rp3.000, angkutan ini menjadi andalan sekaligus tumpuan masyarakat Siosar. Bahkan, di antara 7 rute perintis, rute inilah yang paling ramai, terutama di hari Sabtu,” ujar GM DAMRI Cabang Medan Hendra.
Di balik manfaat yang dirasakan masyarakat, tak dipungkiri jika operasional angkutan perintis DAMRI, dihadapkan pada sejumlah tantangan. Di antaranya, kondisi jalan yang masih membutuhkan perbaikan dan faktor cuaca yang cukup berpengaruh terhadap operasional angkutan.
Senada dengan GM DAMRI, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah II Sumatra Utara Batara Pardede menambahkan, jauhnya akses dari Kota Medan ke Kabupaten Nias juga menjadi tantangan bagi pengelolaan angkutan perintis rute Gunung Sitoli – Teluk Dalam. “Jauhnya jarak Medan – Nias menyebabkan waktu perbaikan tidak efektif, apabila terjadi kerusakan armada,” jelasnya.
Maka, sinergi dan koordinasi dengan pemerintah setempat maupun tokoh masyarakat perlu dilakukan untuk mengoptimalkan layanan angkutan perintis. Upaya optimalisasi lainnya adalah dengan mengaplikasikan teknologi pada layanan angkutan perintis, seperti pemasangann GPS untuk memantau secara live dan real monitoring.
“Kami juga memaksimalkan armada yang tersedia untuk dapat melayani masyarakat dan memberikan kepastian jadwal keberangkatan kepada masyarakat,” imbuh GM DAMRI.
Disamping penugasan angkutan perkotaan dan perintis, Perum DAMRI cabang Medan juga mendapat penugasan untuk penyelenggaraan angkutan KSPN Danau Toba. Terdapat 5 trayek angkutan DAMRI di KSPN Danau Toba, yaitu Loop Samosir, Ajibata – Pematang Siantar, Bandara Silangit – Ajibata, Bandara Silangit – Tarutung, dan Bandara Silangit – Dolok Sanggul.
Ketersediaan angkutan KSPN di Danau Toba, tentunya akan mendukung KSPN Super Prioritas Danau Toba hingga mampu membangkitkan geliat pariwisata kawasan Danau Toba yang sempat terdampak pandemi Covid-19. Hingga akhirnya, mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan Danau Toba dan sekitarnya.
Angkutan Penyeberangan
Selain angkutan perkotaan, lintas danau dan sungai juga menjadi perhatian BPTD Wilayah II Sumatra Utara selaku pengelola sistem transportasi darat di Sumatra Utara. Sederet upaya dilakukan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan angkutan air sekaligus meningkatkan layanan transportasi yang terfokus pada angkutan danau dan sungai.
Terutamanya, pengembangan dan peningkatan layanan serta sarana prasarana angkutan penyeberangan di Danau Toba. Upaya tersebut juga untuk mendukung Danau Toba sebagai KSPN Super Prioritas. Hingga 2022 mendatang, akan dibangun 13 pelabuhan di kawasan Danau Toba.
Sebelum dilakukan pengembangan, lintas Danau Toba hanya mengandalkan kapal-kapal tradisional maupun angkutan penyeberangan feri melalui dua lintasan utama, yaitu Ajibata – Tomok dan Tigaras – Simanindo. Begitu pun dengan kondisi dermaga di pelabuhan yang belum memadai karena tidak memiliki terminal/ruang tunggu. Akses lanjutan dari pelabuhan ke bandara atau sebaliknya maupun menuju Kota Medan pun belum tersedia.
Kini, KSPN Danau Toba telah memiliki 5 lintas kapal motor penyeberangan. Salah satunya merupakan lintas penyeberangan bersubsidi, yaitu Lintas Balige – Onanrunggu yang dilayani KMP Pora-Pora.
Disamping penambahan lintasan dan armada kapal penyeberangan, gedung terminal yang memadai dan nyaman pun telah tersedia di pelabuhan di setiap lintasan. Bangunan terminal didukung fasilitas modern yang mendukung keamanan dan keselamatan penumpang. Pelabuhan beserta fasilitas tersebut bisa dimanfaatkan oleh seluruh penumpang kapal yang bersandar di dermaga, termasuk penumpang dari kapal-kapal tradisional.
Bagi kapal-kapal tradisional, BPTD secara konsisten melakukan beragam upaya untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan pelayaran. Di antaranya, melakukan sertifkasi kapal-kapal tradisional, memberi dukungan dan bantuan teknis alat keselamatan pelayaran, serta menciptakan inovasi desain rancang bangun tradisional kapal Danau Toba yang menampilkan kekhasan tanpa mengabaikan kelaiklautan kapal.
“Kami juga mengedukasi dan melakukan pembinaan tentang pentingnya keselamatan pelayaran kepada pihak pabrikasi, operator kapal tradisional, sampai pengguna jasa angkutan penyeberangan. Kemudian, membuat pemahaman bersama bahwa keselamatan pelayaran adalah tanggung jawab bersama antara Pemerintah pusat, pemda, operator kapal, sampai pengguna jasa angkutan,” pungkas Kepala BPTD Wilayah II Sumut Batara Pardede.
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat