Proyek jalur layang ini merupakan bagian dari proyek pembangunan jalur jalur dwi ganda Manggarai – Cikarang yang dibangun double-double track/ jalur dwi ganda Manggarai yang dibangun secara terintegrasi untuk kereta komuter Jabodetabek maupun kereta api jarak jauh. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan kegembiraannya karena proyek ini bisa tetap berjalan dan diselesaikan di tengah pandemi. Terkait hal tersebut, Menhub memberikan apresiasi kepada jajaran Ditjen Perkeretaapian yang telah menyelesaikan pembangunan jalur layang dengan baik. Menurutnya, kehadiran jalur layang akan menciptakan angkutan massal perkotaan yang terintegrasi dan dapat diandalkan.
Dengan beroperasinya jalur layang di Stasiun Manggarai tentunya perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek akan semakin efsien. “Pengoperasian pembangunan jalur layang Stasiun Manggarai diharapkan menambah efsiensi waktu perjalanan kereta komuter maupun perjalanan kereta jarak jauh,” ujarnya. Lebih lanjut Menhub berpesan kepada PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) selaku operator dapat menjalankan sarana perkeretaapian Manggarai dengan lebih baik dan efisien.
Stasiun Terintegrasi
Selain layanan KRL, Stasiun Manggarai juga merupakan stasiun yang terintegrasi dengan berbagai moda transportasi. Saat ini, Stasiun Manggarai turut melayani KA Bandara Soekarno Hatta dan telah terintegrasi dengan layanan Transjakarta. Direktur Utama PT. KAI Didiek Hartantyo mengatakan dengan infrastruktur Stasiun Manggarai yang terus dikembangkan oleh pemerintah, ditambah dengan program penataan Stasiun Manggarai sebagai bagian dari Program Integrasi Transportasi
Jabodetabek, manfaatnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat pengguna transportasi. Karena dengan hadirnya integrasi
antarmoda diyakini bakal lebih nyaman bagi para pengguna jasa.
Penyesuaian Jalur KRL
Terkait dengan jalur layang di Stasiun Manggarai maka terjadi penyesuaian jalur KRL. Didiek menjelaskan, pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait hal tersebut. Dimana layanan naik turun penumpang KRL dengan pengoperasian peron jalur
10,11,12, dan 13 Stasiun Manggarai. “Penyesuaian layanan ini merupakan penataan prasarana perkeretaapian yang dibangun oleh Kemenhub yang terus mengembangkan Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral bagi operasional maupun layanan kereta api khususnya KRL di Jabodetabek,” jelasnya.
Dengan semakin padatnya Stasiun Manggarai, Didiek berharap para penumpang komuter dapat terus menerapkan protokol kesehatan di dalam KRL. “Jika sudah penuh, agar naik di waktu berikutnya karena penambahan jalur layang ini turut menambah jumlah perjalanan KRL secara signifkan,” katanya. Sementara itu, Direktur Utama KAI Commuter Roppiq Lutzf Azhar mengatakan dengan adanya penyesuaian layanan ini, pihaknya mengajak para pengguna KRL untuk merencanakan perjalanan dengan lebih baik dan menyiapkan waktu jika hendak berpindah kereta atau transit.
Akses Lebih Mudah
Sementara itu, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten Rode Paulus Gagok menjelaskan, para pengguna jasa bisa mengakses peron melalui Pintu Barat Stasiun yang menuju arah Pasaraya Manggarai. “Saat ini kami masih melakukan penataan untuk akses dan parkir. Namun demikian, para pengguna jasa sudah bisa mengakses Pintu Barat Stasiun ini sehingga lebih mudah akses ke Halte Transjakarta,” jelas Rode.
Dengan akan beroperasinya Jalur Layang ini, penyeberangan penumpang di area level crossing dapat dikurangi. Sebagai stasiun tersibuk yang melayani ribuan penumpang, potensi insiden di Stasiun Manggarai sangat tinggi. Oleh karenanya, berkurangnya
level crossing akan mengurangi potensi kecelakaan. Selain itu, pengoperasian jalur layang jugamemudahkan para penumpang KA Bandara untuk berpindah moda transportasi. “Kami ingin dengan pembangunan dan pengembangan Stasiun Manggarai dan DDT, secara umum dapat makin meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa kereta api,” papar Rode.
Mengenal Stasiun Manggarai
Stasiun Manggarai (MRI) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan dan masuk dalam Daerah Operasi I Jakarta. Pada tahun 2017, stasiun ini mulai direnovasi dengan menambahkan bangunan baru sebanyak tiga lantai dengan arsitektur modern minimalis futuristik. Lantai 1 stasiun merupakan emplasemen KRL Commuter Line dan KRL bandara. Lantai 2 merupakan tempat penyediaan fasilitas penumpang dan kios (area komersial). Sedangkan, lantai 3 digunakan untuk pemberhentian KRL Commuter Line dan juga kereta api non-KRL. Untuk bangunan lama stasiun ini, peninggalan Staatsspoorwegen, akan tetap dipertahankan karena berstatus sebagai cagar budaya berdasarkan SK Gubernur No. 475 Th. 1993, 29 Maret 1993; Minister of Tourism No. 011/M/1999, 12 Januari 1999; SK Menbudpar No:PM.13/PW.007/MKP/05, 25 April 2005. Dengan selesainya proyek Stasiun Manggarai sebagai stasiun pusat, direncanakan semua kereta penumpang jarak jauh dan menengah dengan terminus diStasiun Gambir akan dipindahkan ke Stasiun Manggarai.
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat