Mengintip Pengembangan Kendaraan Terbang Listrik di Negeri Sakura

Kedepannya, inovasi kendaraan terbang eVTOL diharapkan dapat menjadi solusi mobilitas di wilayah perkotaan, serta transportasi menjangkau pulau-pulau terpenci dan area pegunungan sebagai transportasi darurat.

Kendaraan terbang sering dianggap sebagai kendaraan futuristik seperti yang sering divisualisasikan dalam film-film nonfiksi. Sejak 2010 lalu, banyak perusahaan otomotif di berbagai negara berlomba-lomba mengembangkan teknologi kendaraan terbang. Kehadiran kendaraan “dua alam” ini diharapkan bukan cuma mewujudkan imajinasi tetapi juga bisa menjadi inovasi mengatasi permasalahan transportasi darat.

Pada 2014, perusahaan perusahaan otomotif yang berbasis di Bratislava, Slovakia, berhasil menguji coba kendaraan terbang yang diklaim mampu mencapai kecepatan 200 km/jam. Namun demikian, dibutuhkan jalur khusus layaknya runaway yang ideal agar kendaraan memperoleh momentum gaya angkat untuk terbang. Tentu saja, kebutuhan tersebut sangat sulit dipenuhi di kota-kota dengan kepadatan lalu lintas serta ruas jalan yang tidak terlalu lebar.

Mobil Listrik VTOL

Untuk memecahkan permasalahan tersebut, pengembangan kendaraan terbang mulai mengadopsi teknik terbang dan mendarat secara vertikal atau istilahnya vertical takeoff and landing (VTOL).  Teknik ini tidak membutuhkan “runway” khusus sehingga bisa dilakukan di area yang tidak terlalu luas. Seperti helikopter, mobil terbang VTOL dilengkapi mesin baling-baling yang menghasilkan gaya angkat serta mendukung pendaratan. 

Skydrive, perusahaan kendaraan ramah lingkungan asal Jepang, baru-baru ini mengumumkan kerja sama dengan Suzuki dalam pengembangan kendaraan listrik terbang VTOL (eVTOL). Prototipe pertama mereka, SD-05, yang sudah diujicobakan telah mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata (MLIT) Jepang.

Kedua perusahaan juga tengah mengembangkan kendaraan terbang eVTOL dengan dua kursi yang dinamakan SD-XX. Model baru ini didukung mesin coaxial multicopter 8 baling-baling dengan kabin yang dikelilingi kaca. Kendaraan ini didesain dapat terbang dengan kecepatan maksimum 100 km/jam dalam waktu 20-30 menit.

Namun demikian, baik otoritas maupun pengembang kendaraan terbang eVTOL belum memberikan lampu hijau penggunaan untuk transportasi manusia. Kendaraan futuristik itu diproyeksikan sebagai layanan taksi terbang untuk mengirim logistik di wilayah penggunungan.

Kedepannya, inovasi kendaraan terbang eVTOL diharapkan dapat menjadi solusi mobilitas di wilayah perkotaan, serta transportasi menjangkau pulau-pulau terpenci dan area pegunungan sebagai transportasi darurat.

Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp