Seremoni operasional resmi KJCB dihadiri oleh Presiden Joko Widodo di Stasiun KCJB Halim, Jakarta Timur, Senin (2/10/2023). Sebelumnya, rangkaian kereta cepat yang diberi nama Whoosh menjalani masa uji coba bagi masyarakat umum selama kurang lebih dua minggu pada September lalu.
Rampungnya proyek KCJB yang sudah dimulai sejak 2016 mencuatkan asa konektivitas dua kota besar Jakarta – Bandung yang efektif dan efisien. Bandung sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat sejak lama telah menjadi tujuan warga Jakarta dan sekitarnya untuk keperluan bisnis maupun pelesiran. Tak dapat dipungkiri setiap mendekati akhir pekan atau libur panjang, kemacetan terjadi di jalur keluar masuk kota kembang. Tidak sedikit kendaraan berasal dari wilayah Jabodetabek yang memenuhi jalanan kota Bandung.
Memiliki rel khusus serta keunggulan kecepatan maksimal 350 km/jam, Whoosh menawarkan ketepatan serta kenyamanan bagi penumpang yang sudah dibuktikan saat uji coba. Jika biasanya Jakarta-Bandung ditempuh kurang lebih 2-3 jam perjalanan via tol, Whoosh hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam untuk perjalanan dari Stasiun Halim ke Stasiun Tegalluar sebagai pemberhentian terakhir.
Dengan keunggulan tersebut, masyarakat penglaju Jakarta – Bandung atau wisatawan diharapkan mulai meninggalkan kendaraan pribadi mereka dan beralih menggunakan Whoosh dari dan menuju Bandung.
“Kereta cepat dibangun untuk mengurangi kemacetan yang bisa berakibat pada kerugian triliunan,” ucap Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, saat hadir di acara peresmian operasional KJCB.
Mengadopsi teknologi kereta cepat di negara-negara maju, Whoosh menjadi pembuktian kecanggihan sistem dan infrastruktur transportasi berbasis rel di Indonesia. Ini sekaligus menandai modernisasi transportasi massal di Indonesia yang efisien, ramah lingkungan dan terintegrasi.
“Indonesia patut berbangga karena menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki kereta cepat dengan kecepatan hingga 350 km/jam,” lanjut Menhub Budi Karya.
Sebelum diresmikan, kereta cepat Whoosh telah melakukan serangkaian uji coba untuk mendapatkan sertifikasi operasional dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sertifikasi operasional tersebut telah terbit melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 114 Tahun 2023 tentang Izin Operasi Sarana Perkeretaapian Umum PT Kereta Cepat Indonesia China (PT KCIC).
Untuk memberikan exposure serta pengalaman pertama bagi masyarakat, PT KCIC selaku operator membuka kesempatan uji coba operasional kereta cepat pada 15 September hingga 30 September 2023. Dalam tahap uji coba, penumpang berkesempatan merasakan duduk di gerbong nyaman tanpa guncangan berarti sepanjang perjalanan Jakarta – Bandung (PP).
Fakta menarik lainnya, operasional Whoosh tidak akan menghasilkan residu yang dapat mencemari udara. Penggunaan listrik sebagai sumber tenaga menjadi bukti evolusi moda transportasi kereta yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia. Penggunaan energi listrik sejalan dengan program pemerintah menyediakan transportasi yang ramah lingkungan.
Dalam memastikan aspek keamanan saat Whoosh beroperasi, Kemenhub telah meminta kepada operator melakukan edukasi kepada masyarakat dan pengawasan lapangan secara intensif di sepanjang jalur KCJB. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah potensi gangguan-gangguan, seperti orang melintas di jalur kereta cepat.
Sebagai stakeholder transportasi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ikut berkontribusi dalam beroperasinya kereta cepat Whoosh. Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian (DJKA) telah melakukan pengawasan secara intensif saat rangkaian uji coba (commissioning test) sebelum mengeluarkan izin operasi. Selain commissioning test, uji coba pengoperasian dan penilaian keamanan juga telah dilakukan.
Stasiun Pemberhentian
Kereta cepat Whoosh menempuh perjalanan sejauh 142,3 kilometer. Dengan kecepatan maksimal 350 km/jam, waktu yang dibutuhkan kereta cepat dari Stasiun Halim ke Padalarang adalah 32 menit, sedangkan dari Stasiun Tegalluar menuju Halim adalah 44 menit.
Di sepanjang jalur kereta cepat terdapat empat stasiun pemberhentian dan satu depo. Dari arah Jakarta, kereta cepat berangkat dari Stasiun Halim, lalu Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang dan berakhir di Stasiun Tegalluar yang sekaligus menjadi depo.
Stasiun Padalarang akan menjadi stasiun perjumpaan antara kereta cepat dengan kereta feeder KCJB yang akan menuju Stasiun Bandung. Perjalanan antara Stasiun Padalarang-Bandung dengan kereta feeder KCJB dapat ditempuh sekitar 20-22 menit dengan kecepatan maksimal 90 km/jam, headway lintas 9 menit, dan waktu integrasi 6-7 menit. Terdapat 72 KA/hari dengan 4 unit trainset yang akan beroperasi dan dapat menampung kapasitas hingga 240 penumpang/hari.
Khusus untuk Stasiun Padalarang akan menjadi stasiun hub yang menghubungkan layanan KCJB dengan kereta api jarak jauh. Stasiun ini ditujukkan untuk melayani penumpang dari Bandung bagian barat dan Bandung kota. Sementara itu, Bandung bagian timur dilayani dari Stasiun Tegalluar. Di wilayah Jakarta dan sekitar, untuk memberikan keterjangkauan bagi pengguna, Stasiun KCJB Halim terintegrasi dengan LRT Jabodebek.
Keamanan dan keselamatan
Kemenhub terus mempersiapkan fasilitas pendukung operasional feeder dari stasiun KCJB. Sejumlah fasilitas pendukung tersebut di antaranya pembangunan flyover dan jembatan penyeberangan orang (JPO) yang sedang dilakukan di daerah Ciroyom dan Cimahi, Jawa Barat.
Proyek ini merupakan bagian dari program penanganan perlintasan sebidang yang dilakukan oleh Kemenhub melalui Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Bandung Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA). Pembangunan dilakukan untuk menghilangkan sejumlah perlintasan sebidang yang ada di jalur kereta feeder KCJB (Padalarang – Bandung) sepanjang 14,66 Km tersebut.
Selain membangun flyover dan JPO, Kemenhub juga tengah melakukan pengerjaan penataan rel (emplasemen), sistem persinyalan dan elektrifikasi, jembatan penghubung (skybridge), dan pengerjaan fasilitas lainnya di tiga stasiun yang dilalui kereta feeder KCJB, yaitu di Stasiun Padalarang, Stasiun Cimahi dan Stasiun Bandung. Pembangunan fasilitas tersebut ditargetkan selesai pada tahun ini.
Pemenuhan aspek keselamatan dan keamanan lain, PT KCIC bekerja sama dengan Komisi Keselamatan Jalan Terowongan dan Jembatan (KKJTJ) Kementerian PUPR melakukan pengujian rancang bangunan serta studi kelaikan jembatan dan terowongan yang dilewati kereta cepat Whoosh. Sebagai informasi, jalur kereta cepat Whoosh melewati 13 terowongan dan 46 jembatan.
Berbeda dengan moda transportasi lain, Whoosh memerlukan sertifikasi khusus sebagai syarat agar bisa dioperasikan sesuai dengan standar. Rel kereta yang digunakan KCJB memiliki standar keselamatan tinggi, termasuk sistem perlindungan terhadap derailment (keluar jalur), seperti bantalan kecepatan tinggi, sensor kecepatan, dan sistem kontrol otomatis.
General Manager Corporate Secretary KCIC, Rahadian Ratry, mengatakan Whoosh sudah memenuhi semua standar keamanan dan kelaikan sebagai moda transportasi rel berkecepatan tinggi. Menggunakan rel dengan sistem peredam getaran memungkinkan kereta melaju dengan kecepatan tinggi tanpa menimbulkan kebisingan yang pada akhirnya meningkatkan kenyamanan bagi penumpang dan lingkungan.
“KCJB sebagai proyek percontohan perpanjangan jalur kereta api cepat dari Bandung ke Surabaya. Pengalaman dari selesainya proyek KCJB yang diunggulkan karena mobilitasnya yang cepat bisa menghemat waktu perjalanan dari satu kota ke kota lainnya,” ucap Rahadian.
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat