Sebagai lembaga yang berada di bawah naungan Kementerian Perhubungan, Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara (Pusbang SDM Hubud) bertanggung jawab dalam merumuskan kurikulum dan standar kompetensi bagi seluruh SDM penerbangan di Indonesia.
Namun, pasca pandemi dan memasuki fase resiliensi, dunia penerbangan menghadapi tantangan besar. Banyak sekolah penerbangan terus mencetak lulusan baru, meski peluang kerja sudah mengalami over supply, sehingga penerimaan di instansi pemerintah dan swasta menjadi terbatas.
Untuk mengatasi hal ini, Pusbang SDM Hubud menginisiasi program magang ke luar negeri, dengan membekali lulusan kompetensi tambahan, seperti peningkatan kemampuan bahasa Inggris dan teknologi informasi (IT).
“Pangsa dalam negeri tetap kami supply, tetapi dengan limit. Kita mengimbau ke luar negeri karena pangsa pasarnya lebih banyak,” ujar Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Achmad Setiyo Prabowo.
Sejak 2012, Pusbang SDM Hubud telah menjalin kerja sama dengan ICAO. Salah satunya, lewat Program Indonesia – DCTP (Developing Countries Training Programme). Selain untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman bidang penerbangan sipil dengan negara-negara berkembang, program ini juga sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan ICAO “No Country Left Behind”.
Tahun 2024, program DCTP diikuti oleh 60 peserta terpilih yang mewakili 34 negara. Ada tiga pelatihan yang dilaksanakan antara lain Safety Risk Management Fundamentals (SRMF) sejumlah 20 orang, Training Managers Course (TMC) sejumlah 16 orang, dan Training Instructor Course (TIC) sejumlah 24 orang.
PPSDMPU juga telah menyandang predikat Platinum Training Center of Excellence (TCE) pada 2022 yang menunjukkan komitmen terhadap standar pelatihan tinggi di sektor penerbangan. Selain itu, PPSDMPU telah mengantongi lima Standardized Training Packages (STP) ICAO Trainair Plus.
“Harapannya, Indonesia sudah tidak dianggap negara berkembang lagi. Kita sudah setara dengan negara lain. Indonesia sudah bisa berkancah di dunia internasional sesuai tagline “berkarya mendunia”, pungkas Achmad Setiyo Prabowo.
Akademi Penerbangan Indonesia (API) Banyuwangi
Untuk mencetak SDM Hubud yang kompeten, Pusbang SDM Hubud juga mendirikan Akademi Penerbangan Indonesia (API) Banyuwangi. API Banyuwangi merupakan sekolah pencetak pilot seaplane pertama di Indonesia dan satu-satunya di Asia.
Seaplane sendiri merupakan alternatif transportasi yang dapat menjangkau daerah yang sulit diakses bandara sekaligus mempersingkat waktu tempuh. Letak geografis Banyuwangi yang strategis–lantaran dekat dengan Bali dan dikeliling pulau kecil dan teluk–menjadikannya lokasi ideal untuk pelatihan seaplane.
API Banyuwangi menawarkan Program Studi Diploma III Penerbangan Seaplane dan beberapa program studi lain, seperti Diploma III Penerbangan Sayap Tetap, Diploma III Operasi Pesawat Udara, Diploma III Penerbangan Sayap Putar, dan Non Diploma Penerbangan Sayap Tetap.
Untuk kebutuhan pelatihan dasar seaplane, API Banyuwangi telah memiliki pesawat Cessna 172 SP yang dapat dimodifikasi menjadi seaplane dengan menambahkan floating kit. Prodi Penerbangan Seaplane juga didukung instruktur terlatih yang telah mengantongi sertifikasi dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU).
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat