Gaungkan Gaya Hidup Sehat dan Cinta Lingkungan dengan Bersepeda

Guna mendukung kegiatan bersepeda sebagai alternatif transportasi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyediakan jalur khusus sepeda serta fasilitas pendukungnya di berbagai kawasan. Kehadiran jalur khusus tersebut diharapkan dapat mendukung sepeda menjadi gaya hidup sehat untuk bekerja dan beraktivitas sehari-hari.

Dewasa ini, sepeda menjadi alat transportasi yang digemari mayoritas masyarakat terutama di masa pandemi. Tidak hanya sebagai hobi dan berolahraga, sepeda juga digunakan untuk tujuan komersial seperti berdagang.

Melihat tren tersebut, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendukung kegiatan bersepeda sebagai alternatif alat transportasi jarak dekat untuk berbagai kegiatan sehari-hari seperti ke sekolah atau ke kantor. “Di situasi seperti ini kami berupaya mengedukasi, bahwa sepeda bukan saja untuk kesenangan atau olahraga, tetapi bisa sebagai alat transportasi,” ujar Budi Karya.

Sosialisasi kegiatan bersepeda pun selaras dengan pilot project Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) yaitu membangun jalur khusus sepeda di beberapa kota di Indonesia. Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) Budi Setiyadi menuturkan, pilot project diharapkan mampu menjadi contoh untuk daerah lain yang ingin membangun jalur khusus sepeda sehingga pesepeda tidak lagi bersinggungan dengan transportasi lainnya.

“Untuk pilot project ini saya siapkan juga untuk jalan nasional. Idealnya saya melihat beberapa negara ada pemisah jalurnya. Apakah dengan barrier, traffic cone. Kalau nanti sepeda sudah menjadi kebiasaan kita, saya kira harus ada pemisah jalur yang sifatnya permanen,” terang Budi Setiyadi.

Pilot project pun akhirnya terealisasi. Kemenhub mendukung penyediaan jalur sepeda di enam kabupaten/kota di luar kota Jakarta yang telah terbangun banyak jalur sepeda. Diantaranya Surakarta, Purworejo, Salatiga, Klaten, Magelang dan Palembang.

Selanjutnya Kemenhub secara khusus menerbitkan regulasi yang bertujuan untuk keamanan dan keselamatan pesepeda. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia PM 59 Tahun 2020 Tentang Keselamatan Pesepeda di Jalan secara lengkap mengatur persyaratan keselamatan, fasilitas pendukung keselamatan, fasilitas parkir umum, dan ketentuan lainnya.

Kemenhub berharap kegiatan bersepeda ini terus digaungkan oleh setiap pemerintah daerah. Dengan begitu, semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat memilih sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari.

“Kami juga mendorong komitmen pemerintah daerah untuk menyediakan prasarana sepeda. Bekerja naik sepeda, berdagang naik sepeda, semua itu bisa dilakukan sambil berkegiatan dan berolahraga. Ingat, ini juga menunjukkan cinta kita pada lingkungan,” pungkas Budi Karya.

Bersepeda di Ibukota Jakarta

DKI Jakarta menjadi salah satu kota yang cukup massif mengatur ketersediaan sarana prasarana pesepeda. Menurut Budi Setiyadi, pemerintah daerah DKI Jakarta telah menyediakan infrastruktur sepeda di beberapa jalur seperti Sudirman Thamrin dan jalur percontohan khusus sepeda di kawasan Taman Suropati.

Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Dishub DKI Mirza Soelarso mengatakan, jalur khusus sepeda merupakan realisasi permintaan pengendara sepeda setelah mendirikan parkir khusus sepeda di beberapa tempat. “Permintaan jalur sepeda kita buat untuk memenuhi permintaan bikers yang kini jumlahnya semakin banyak di Jakarta. Dengan banyaknya warga Jakarta bersepeda, kemacetan lalu lintas akan berkurang karena pengendara mobil dan motor bisa beralih ke sepeda,” ujar Mirza.

Selain jalur khusus sepeda, Pemprov DKI Jakarta meluncurkan uji coba pelaksanaan bike share atau penyewaan sepeda di pusat kota, yang diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak memiliki sepeda. Dengan tarif Rp3000 per 15 menit, jasa penyewaan sepeda dapat menjadi solusi masyarakat yang ingin rutin bersepeda.

Hingga akhir 2020, DKI Jakarta telah memiliki fasilitas parkir sepeda sebanyak 356 titik yang tersebar di gedung pemerintah dan swasta. Dengan total daya tampung mencapai 5.817 unit sepeda, terdapat 120 lokasi yang memiliki fasilitas shower atau kamar ganti dan bilas pesepeda.

Kolaborasi

Dukungan agar masyarakat semakin mudah melakukan aktivitas dengan sepeda juga diberikan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). BPTJ menyediakan layanan bagasi sepeda lipat di Bus Jabodetabek Residence Connexion (JR Connexion) secara gratis untuk mengakomodir kebutuhan penumpang.

Saat ini, enam dari delapan operator JR Connexion yang beroperasi menyiapkan fasilitas bagasi sepeda lipat gratis dengan 14 unit bus ke 10 rute. Diantaranya rute SDC Serpong – Stasiun MRT Lebak Bulus dan Jakarta – Cikarang.

Non Motorized Transportation (NMT) dalam bentuk jalan kaki dan bersepeda dikenal diseluruh dunia sebagai bagian dari sistem transportasi perkotaan. Kami tengah berupaya menjadikan Indonesia negara yang ramah bagi pejalan kaki dan sepeda, melalui pembangunan fasilitas sarana dan prasarana pendukungnya,” terang Budi Karya.

Budi Karya menambahkan, penggunaan sepeda sebagai transportasi berkaitan dengan first mile dan last mile. First mile berarti bertransportasi dari titik awal menuju sarana transportasi massal terdekat. Sedangkan last mile berarti bertransportasi setelah dari angkutan umum massal menuju titik terakhir.

“Contoh first mile adalah bersepeda dari rumah menuju halte bus atau stasiun. Setelah sampai di halte bus atau stasiun tujuan, lanjutkan bersepeda menuju kantor atau tujuan lainnya atau last mile,” terang Budi Karya.

Selanjutnya dukungan juga datang dari sejumlah daerah. Dirjen Hubdat Budi Setiyadi mengatakan, sejumlah daerah sudah mulai membangun jalur sepeda serta penyediaan fasilitas dan parkir sepeda di berbagai area publik, perkantoran, stasiun kereta, dan terminal.

Budi menuturkan, intervensi pemerintah perlu dilakukan untuk mendorong masyarakat menggunakan sepeda. Salah satunya menganjurkan anak sekolah yang belum boleh menggunakan sepeda motor untuk beralih ke sepeda. Sekolah pun diharapkan menyediakan fasilitas parkir sepeda.

Harapannya melalui kebijakan, sosialisasi, serta kolaborasi dengan berbagai pihak, bersepeda menjadi alternatif transportasi masyarakat sekaligus mendorong gaya hidup sehat melalui transportasi ramah lingkungan.

“Selain sepeda, pemerintah juga berupaya untuk menghadirkan transportasi ramah lingkungan lainnya seperti LRT, MRT, shuttle bus, dan kereta api. Integrasi tersebut diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan massal, serta mendorong tumbuhnya gaya hidup sehat melalui penyediaan fasilitas yang ramah bagi pesepeda dan para pejalan kaki,” tandasnya.

Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp