Transportasi Rajut Konektivitas di Provinsi Papua

Provinsi Papua merupakan provinsi paling timur di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Provinsi Papua memiliki luas wilayah mencapai 60.275 km2, dengan ibu kota Jayapura. Topografi Provinsi Papua bervariasi, mulai dari laut, hutan, padang rumput, dataran tinggi, dan lembah dengan tanaman alang-alangnya. Bukan hanya itu, Provinsi Papua juga menyimpan ratusan etnik budaya, adat istiadat, serta dinamika kehidupan masyarakat tradisional.

Secara garis besar, penduduk Provinsi Papua dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu penduduk daerah pantai dengan ciri umum masyarakat bermatapencaharian sebagai nelayan serta petani sagu. Lalu, ada penduduk pedalaman yang hidup bermasyarakat pada daerah sungai, rawa, danau, lembah, dan kaki gunung. Umumnya, mereka berburu dan mengumpulkan hasil hutan. Dan terakhir, masyarakat dataran tinggi yang identik dengan aktivitas berkebun dan beternak.

Meskipun kegiatan ekonomi utama masih bersifat ekstraktif, yaitu memanfaatkan langsung sumber daya alam setempat terutama di sektor pertanian, perekonomian Provinsi Papua juga memiliki beberapa sektor ekonomi lain yang turut menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi yakni pertambangan dan energi, perikanan, pertambakan, industri pengolahan, pariwisata, konstruksi dan infrastruktur, serta perdagangan dan jasa.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2023, ekonomi Provinsi Papua pada Triwulan II-2023 tumbuh 3,81% secara year on year dan 9,83% secara quarter to quarter. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terdapat pada komponen ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 86,98%. Sedangkan dari sisi produksi, lapangan usaha pertambangan dan penggalian (kategori B) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 21,01%.

Pencapaian tersebut tak terlepas dari peran transportasi dalam menciptakan konektivitas antarwilayah sehingga membuka akses pasar, distribusi dan ke sumber daya ekonomi utama. Jaringan transportasi memungkinkan pemerataan ekonomi bukan hanya di wilayah perkotaan tetapi juga sampai ke wilayah pedalaman.

Transportasi yang efisien adalah kunci distribusi barang dari produsen ke konsumen, produk-produk pertanian, perikanan, barang tambang, dan produk manufaktur dapat didistribusikan lebih cepat ke pasar lokal maupun ekspor. Manfaat lainnya, mengurangi biaya logistik, termasuk biaya pengiriman, penyimpanan, dan distribusi barang. Biaya logistik yang rendah memberikan keuntungan bagi produsen dalam meningkatkan daya saing.

Pembangunan infrastruktur transportasi di Provinsi Papua telah menjadi perhatian utama pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Kondisi geografis Provinsi Papua dengan hutan lebat, perbukitan, dan pegunungan menjadi tantangan tersendiri dalam menyediakan aksesibilitas di wilayah ini.  Adapun inisiatif stakeholder transportasi yang telah diimplementasikan berupa bandara serta jalan darat.

Peran Vital Gerbang Udara

Dari sisi udara, Bandara Internasional Sentani menjadi pintu gerbang utama untuk perjalanan udara ke Jayapura. Mengusung konsep lokal, Bandara Internasional Sentani memiliki terminal seluas 145 hektare dengan rata-rata kapasitas penumpang satu juta per tahun. (infografis 1)

Bandara Internasional Sentani juga berperan vital bagi keberlangsungan pengiriman logistik di Papua dan sekitarnya. Guna mendukung distribusi barang khususnya subsidi perintis kargo hingga ke pelosok, Angkasa Pura I sebagai operator bandara menaruh perhatian pada perbaikan terminal kargo baik fasilitas maupun sistemnya.

Upaya tersebut sebagai wujud komitmen pemerintah melalui Angkasa Pura menempatkan sektor udara sebagai backbone transportasi di Provinsi Papua. Strategi pemerintah pada sektor transportasi udara untuk peningkatan konektivitas udara adalah melalui optimalisasi dan sinergitas yang meliputi airport, airlines dan air navigation.

Hal tersebut menitikberatkan bagaimana lintas sektoral pembentuk konektivitas udara tersebut dapat ditingkatkan dari sisi pelayanan dan operasional.

“Sebagai contoh, kebutuhan pokok yang memang perlu didatangkan dari luar Papua. Untuk menekan biaya biasanya menggunakan transportasi laut, dilanjutkan via darat menuju bandara dan diangkut oleh pesawat ke area yang hanya bisa dijangkau oleh udara,” urai General Manager Angkasa Pura I, Iwan Novi Hantoro. (infografis 2)

Selain sisi konektivitas, pengembangan juga dilakukan terhadap keamanan dan pelayanan bandara. General Manager AP I Iwan Novi menuturkan, untuk menunjang keamanan dan pelayanan bandara dilakukan sinergi antara pemerintah pusat maupun daerah dengan fungsi pengusahaan, yang tergabung di dalam beberapa komite, diantaranya airport emergency, airport security, dan fasilitas.

“Setelah konektivitas tersedia, di tingkat daerah kami berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk menyinkronisasikan hal-hal yang dapat berkorelasi terhadap meningkatkan kunjungan maupun distribusi barang melalui kargo,” Iwan Novi menambahkan.

Untuk menunjang peningkatan konektivitas transportasi dalam skala nasional secara rutin dilaksanakan koordinasi slot time. Dalam kegiatan tersebut bertemu seluruh fungsi pengusahaan baik dari sisi airport, airlines, dan air navigation untuk mengoordinasikan ketersediaan waktu terbang sehingga konektivitas transportasi udara dapat terwujud dengan efektif dan efisien. Agenda tersebut juga difasilitasi oleh pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

Memasuki 3,5 tahun operasional, Bandara Internasional Sentani yang sebelumnya dioperasikan oleh Unit Pengelola Bandar Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dihadapkan pada tantangan transisi pascapandemi Covid-19. Data PT Angkasa Pura I menunjukkan operasional Bandara Internasional Sentani tengah berusaha pulih di tahun ini.

Sebagai gambaran, pada tahun 2019 sebelum Covid-19, jumlah penerbangan dapat menyentuh angka 38.853 flights, sedangkan sepanjang 2022 saat Covid-19 melanda Indonesia, penerbangan dari dan ke Bandara Sentani turun 14% ke angka 33.352 flights. Tahun ini, dalam rentang Januari- Agustus, jumlah penerbangan baru menyentuh angka 28.825 flights.

Dari kuantitas penumpang, penumpang yang tiba dan berangkat dari Bandara Sentani dalam periode Januari-Agustus 2023 baru mencapai 1 juta orang. Jumlah tersebut diprediksi masih mungkin bertambah bila melihat tren pergerakan orang setelah dicabutnya status pandemi oleh pemerintah. Makin terbukanya akses pariwisata di sejumlah daerah di Papua juga berpotensi menarik minat masyarakat berkunjung ke tanah mutiara hitam.

“Dengan dukungan dan kontribusi aktif serta positif dari lintas stakeholder terkait, kami optimis bahwa ke depan semua tantangan akan menjadi kekuatan serta bekal kita dalam memberikan layanan terbaik kepada semua pengguna jasa bandara,” jelas Iwan Novi.

Menyikapi tantangan tersebut, lanjut Iwan Novi, pihaknya telah berkoordinasi dengan stakeholder transportasi udara dalam merumuskan rencana strategis pemulihan layanan bagi penumpang maupun angkutan logistik. Adapun rencana strategis tersebut dituangkan dalam pembaruan teknis layanan, fasilitas, sarana, dan prasaran.

“Tantangannya adalah proses transisi yang sampai dengan saat ini masih kita laksanakan dalam rangka penguatan konsolidasi, soliditas, dan sinergitas lintas entitas yang ada, baik internal maupun eksternal serta diperlukannya peran aktif masyarakat khususnya yang berada di sekitar bandara untuk turut serta dalam menunjang keselamatan penerbangan dan menjaga keamanan bandara,” pungkasnya. (Infografis 3)

Layanan Jalur Darat sebagai Alternatif

Transportasi darat menjadi alternatif dari mahalnya biaya transportasi udara. Transportasi darat dinilai lebih efisien dalam mengurangi biaya logistik, termasuk biaya pengiriman, penyimpanan, dan distribusi barang.

Saat ini, pengelolaan transportasi jalan di Provinsi Papua berada di bawah Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Papua. Guna menunjang mobilitas masyarakat dari dan menuju Jayapura dan sekitarnya, BPTD Kelas II Papua yang membawahi empat provinsi yaitu Provinsi Papua, Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Pegunungan, dan Provinsi Papua Tengah, telah menyiapkan sejumlah langkah strategis diantaranya: (infografis 4)

“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pembangunan dari daerah pinggiran atau Indonesia sentris harus didahulukan. Upaya tersebut kami harapkan dapat memicu semangat sekaligus membangkitkan roda perekonomian juga dapat menjangkau daerah tertinggal,” ujar Kepala BPTD Kelas II Papua, Endy Irawan.

Semangat yang sama juga diusung DAMRI dalam menyediakan layanan transportasi darat untuk merajut konektivitas di tanah Papua. Hingga September 2023, DAMRI tercatat melayani 12 rute baik komersial maupun perintis dengan total 30 unit armada aktif. Tarif perjalanan yang ditetapkan mulai dari Rp20.000,- hingga Rp135.000,- . (infografis 5)

Sebagai contoh, rute Jayapura – Sarmi merupakan salah satu wilayah yang hanya bisa diakses oleh DAMRI. Selama perjalanan, tidak sedikit tantangan yang ditemui sopir dalam perjalanan seperti kondisi jalan yang kurang bagus hingga adanya pemalangan jalan atau dipalak. Meski demikian, DAMRI tetap berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi penumpang.

“Setiap ke Sarmi, saya pasti naik DAMRI. Busnya bagus, harganya terjangkau, di perjalanan ada dua kali berhenti jadi merasa aman karena sopir cukup istirahat,” cerita Dewi, penumpang asal Jayapura.

Pada Agustus 2023, DAMRI juga kembali membuka rute perjalanan Jayapura – Bandara Sentani via Hotel Horison Jayapura-Mall Jayapura- Terminal Tipe A Entrop (PP). Meskipun masyarakat Jayapura belum sepenuhnya menggunakan DAMRI menuju Bandara Internasional Sentani, DAMRI terus mempromosikan layanan rute tersebut dengan berkolaborasi bersama stakeholder terkait juga mempublikasikan di media sosial.

Hadirnya konektivitas transportasi di Papua, khususnya di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) dapat membawa banyak harapan dan manfaat bagi masyarakat. Dengan terbukanya aksesibilitas, dapat membuka peluang ekonomi baru, distribusi logistik yang lebih efisien, sarana prasarana yang terus berkembang, sampai mendorong industri pariwisata ke wilayah Papua.(*)

Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp