Cargo Transhipment Ekspor Hasil Laut Dorong Pemulihan Ekonomi Bali

Dengan posisi geografis dan potensi permintaannya,Bandara I Gusti Ngurah Rai sangat ideal untuk cargo transhipment. Dengan waktu transit relatif singkat, ekspor hasil laut dapat terjaga kesegarannya.

Setelah dua tahun melewati masa sulit pandemi Covid-19, perekonomian Bali pada tahun 2022 perlahan pulih. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam rentang Juli – September 2022 perekonomian Bali mencatat pertumbuhan sebesar 8,09% jika dibandingkan dengan periode sama di tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi Bali juga turut menyumbang pemulihan perekonomian nasional. Ini terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia naik sebesar 4,19% dari Januari hingga September 2022. Angka tersebut lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Kembali dibukanya penerbangan domestik dan internasional menjadi angin segar bagi sektor pariwisata. Geliat ekonomi pariwisata mulai terlihat di Pulau Dewata. Pengelola layanan transportasi wisatawan mulai kebanjiran order, pun demikian dengan penyedia penginapan, pengusaha hotel, event organizer serta UMKM.

“Kalau kita bandingkan dengan 2019, Bali sudah 80% pulihnya. Saya yakin setelah G20 sudah 100%. Hal ini terlihat dari banyaknya penumpang pesawat, sebelumnya sekitar 60 ribu hingga 65 ribu perhari yang datang dan pergi, baik domestik maupun internasional. Sedangkan, sekarang mencapai 41 ribu. Bahkan, beberapa minggu lalu sudah mencapai 50 ribu perhari,” jelas Kepala Otoritas Bandara (Otban) I Gusti Ngurah Rai, Sigit Widodo, saat ditemui tim Transmedia.

 

HASIL LAUT

Selain dari sektor pariwisata, pemulihan perekonomian Bali juga tidak bisa lepas dari aktivitasekspor. Nilai ekspor Bali di kuartal tiga tahun ini menyentuh angka 21,57%, lebih tinggi dari nilai investasi 3,01%, serta konsumsi rumah tangga 2,59%. Sedangkan, untuk struktur pertumbuhan berdasarkan lapangan usaha adalah berasal dari penyediaan akomodasi dan kebutuhan pangan, yaitu sebesar 18, 43%. Kemudian, pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 14,81%, serta konstruksi 11,18%.

Berbeda dengan impor dimana kargo dikenakan clearance untuk pengeluaran dan pemeriksaan, cargo transhipment hanya singgah di bandara, kemudian di berangkatkan lagi. Transhipment juga memberikan penciptaan nilai tambah seperti pelabelan, pengemasan dan kustomisasi. Pengembangan kargo transhipment Bandara I Gusti Ngurah Rai berdasarkan hasil kajian Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara tahun 2018.

Dalam studi tersebut membahas hal-hal berupa analisis jenis komoditas dan permintaan kargo; analisis jaringan kargo udara baik domestik, internasional, maupun transhipment; analisis layanan logistik; analisis infrastruktur; analisis keekonomian; dan rencana aksi.

Dengan posisi geografis dan potensipermintaannya, Bandara I Gusti Ngurah Rai sangat ideal untuk cargo transhipment. Di bandara ini terdapat penerbangan dari Oseania ke Asia Timur dan Timur Tengah dengan waktu transit relatif cepat 20-240 menit dibandingkan transit melalui Bandara Changi, Singapura. (Infografis 1)

Amerika Serikat menjadi salah satu tujuan ekspor terbesar hasil laut Pulau Bali. Nilai ekspornya adalah kisaran Rp252,2 miliar terhitung dari Januari – April 2022. Angka tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021, yaitu menyentuh Rp226,2 miliar.

Selain Amerika Serikat, Bali juga mengekspor hasil laut ke Cina berupa ikan tuna, cumi-cumi, ikan kakap, ikan bawal, ikan makarel, ikan kerapu, dan ikan layur. Nilai ekspor hasil laut dari Bali ke Cina dalam rentang Januari – April 2022 mencapai Rp. 167,8 miliar. Angka ini lebih tinggi dari periode sama di tahun lalu sebesar Rp 86,6 miliar. Selain dua negara tersebut, hasil laut Bali juga diekspor ke Jepang, Australia, Vietnam, Thailand, Hongkong, Filipina dan Malaysia.

“Posisi Bali ini dekat dengan fishing ground. Pelabuhan dan bandara dekat. Kita ekspor menggunakan kargo langsung dari sini. Sehingga, fresh tuna dapat segera dikirimkan,” kata Sigit.

 

DAMPAK KTT G20 BAGI EKONOMI BALI

Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 15-16 November lalu di Nusa Dua semakin menguatkan momentum pemulihan ekonomi Bali. Kehadiran para pemimpin dunia di Pulau Dewata sekaligus memberikan eksposur gratis bagaimana keindahan alam dan tradisi menyatu dalam harmoni. Kepala Bank Indonesia Bali, Trisno Nugroho menyebut pelaksanaan KTT G20 menyumbang 1% PDB Bali.

“Perkiraan tersebut sudah memasukkan faktor G20, yang pastinya memberi sumbangsih bagi bangkitnya perekonomian Bali,” ungkap Trisno.

Momen KTT G20 juga dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia mencari peluang kerja sama dalam sejumlah proyek strategis mulai dari sektor transportasi, energi sampai infrstruktur. Di sektor transportasi, Indonesia berhasil mengikat kerja sama dengan Jepang, Inggris, dan Korea Selatan dalam proyek Mass Rapid Transportation (MRT) di Jakarta.

Kerja sama pada proyek ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) di Bali, Senin (14/11/2022), yang disaksikan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan PJ Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.

Indonesia-Jepang sepakat untuk melanjutkan pembangunan MRT Jakarta East-West Line Phase 1 Tomang, Dukuh Atas, Senen, Perintis hingga Medan Satria. Kesepakatan dengan Inggris pada proyek MRT Jakarta East-West Phase 1 dan proyek LRT Jakarta dengan pendanaan US$ 1,25 miliar. Sedangkan, kerja sama dengan Korea pada proyek pembangunan MRT Phase 4 Fatmawati-Kampung Rambutan. (*)

Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp