Kawasan metropolitan Mebidangro yang terdiri atas Kota Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo merupakan kawasan strategis nasional (KSN) yang memiliki kedudukan penting terhadap pengembangan segitiga ekonomi regional Indonesia Thailand-Singapura (IMT-GT). Sebagai pusat kegiatan nasional (PKN), Mebidangro memiliki visi di tahun 2027 mampu mewujudkan kota yang nyaman dihuni dengan transportasi umum yang andal.
Saat ini, kawasan metropolitan Mebidangro telah didukung oleh sistem jaringan transportasi yang cukup beragam seperti Bandara Internasional Kualanamu, Bandara Polonia, Pelabuhan Utama Belawan dan jaringan kereta api (KA). Kawasan Mebidangro juga memiliki penghubung pusat kota menuju bandara dan pelabuhan berupa jalan primer, arteri dan tol.
Layanan angkutan umum yang beroperasi di kawasan Mebidangro saat ini Trans Metro Deli dengan sistem Buy The Service (BTS). Bus ini melayani 3 koridor yaitu koridor 2 Lapangan Merdeka – Amplas, koridor 4 Lapangan Merdeka – Tuntungan, dan koridor 5 Tembung – Lapangan Merdeka. Total ada 39 unit bus Trans Metro Deli, 35 bus yang dioperasikan dan 4 bus sebagai cadangan.
Kondisi Integrasi Transportasi Perkotaan Mebidangro
Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) melalui Pusat Kebijakan Keselamatan & Keamanan Transportasi melakukan evaluasi integrasi transportasi di wilayah Mebidangro guna mewujudkan pelayanan transportasi penumpang single seamless services.
Sejauh ini, pengguna jalan dari dan menuju Kota Medan masih didominasi pengendara sepeda motor dengan prosentase 44 persen. Lainnya, 42 persen menggunakan sedan, 20 persen menggunakan minibus dan pengguna bus umum hanya 2 persen.
Angka-angka tersebut menjadi indikator pengguna transportasi umum di kawasan Mebidangro masih sangat rendah. Terdapat simpul transportasi yang sepi dari aktivitas penumpang dan perilaku masyarakat yang cenderung memilih menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan online dari pada angkutan umum.
Artinya, perlu ada kebijakan strategis untuk mereduksi penggunaan kendaraan pribadi saat beraktifitas. Hal ini penting untuk membagi rata beban di jalan. Selain itu bertujuan untuk mempersingkat waktu tempuh dengan berkurangnya kepadatan kendaraan.
Menyikapi hal tersebut, pemerintah terus berupaya meningkatkan pelayanan transportasi umum seperti keberadaan simpul transportasi Bandara Kualanamu telah didesain terintegrasi dengan sistem layanan angkutan umum KA Bandara, bus pemandu moda, dan taksi dengan sistem smart information and payment.
Hadirnya Trans Metro Deli diharapkan mampu memberikan kualitas layanan yang lebih baik. Catatan penting yang harus diperhatikan adalah integrasi moda menjadi wajib dilakukan agar KA, BRT, angkutan kota dapat terkoneksi dengan mudah.
KA Layang Kota Medan
Melalui pembangunan infrastruktur transportasi publik di Kota Medan sebagai bagian dari kawasan metropolitan Mebidangro, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, mengajak masyarakat untuk berpindah dari penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan massal.
Sejak Mei 2022, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memulai proses pembangunan jalur KA lintas Medan-Binjai tahap II. Sampai September lalu, realisasi pembangunan telah mencapai 19,74%
Pembangunan jalur KA layang Medan–Binjai menjadi salah satu program prioritas Kemenhub tahun 2022 untuk mendukung kawasan perkotaan. Proyek tahap II sepanjang 6,8 Km’sp terbagi dalam dua segmen yakni 3,3 km’sp layang/elevated track dan 3,5 km’sp at grade double track (jalur ganda). Nantinya, terdapat dua stasiun sepanjang jalur tersebut yaitu Stasiun Helvetia dan Stasiun Sunggal.
Saat ini jalur KA Medan-Binjai hanya memiliki satu jalur (single track) melewati perlintasan sebidang di tengah Kota Medan yang menimbulkan kemacetan dan membahayakan keselamatan. Pembangunan jalur layang dapat meningkatkan frekuensi perjalanan kereta api dari 24 kereta api per hari menjadi 56 kereta api per hari, serta mengurangi kemacetan lintas Medan-Binjai.
“Kita bangun tidak boleh asal-asalan. Harus delivered atau sampai manfaatnya kepada masyarakat,” tutur Menhub.
Untuk mengoptimalkan angkutan massal kereta api, Menhub melalui Dirjen Perkeretaapian akan melakukan sejumlah penyesuaian meliputi pemangkasan headway antarkereta menjadi 15-30 menit, menambah stasiun di sepanjang jalur serta memperbaiki integrasi antarmoda.
“Dengan begitu, diharapkan angkutan massal di kota Medan akan lebih baik dan optimal,” ucapnya. Ini bukti bahwa kita konsisten membangun angkutan massal dan tidak hanya sekadar seremonial. Ditargetkan tahun 2024 proyek KA layang Medan-Binjai dapat diselesaikan,” tandas Menhub.
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat