Reaktivasi Stasiun Pondok Rajeg menjadi salah satu prioritas Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk pengembangan konektivitas dan meningkatkan penggunaan transportasi umum di kawasan aglomerasi.
Pembangunan seperti reaktivasi seperti rel dan stasiun kereta api di Kawasan aglomerasi menjadi penting dan harus konsisten dilakukan. Ini menunjukkan bahwa pemerintah concern untuk menomorsatukan angkutan massal.
Direktur Prasarana BPTJ Zamrides mengungkapkan, reaktivasi Stasiun Pondok Rajeg juga bertujuan untuk mengurai penumpukan penumpang di Stasiun Cibinong, Stasiun Citayam dan juga Stasiun Depok. Selain itu juga diharapkan dapat mengurai kepadatan lalu lintas di Willayah Kecamatan Cilodong dan Kecamatan Pondok Rajeg.
“Dalam Kondisi normal potensi demand dari Kecamatan Cilodong dan Cibinong berjumlah 8.343 penumpang per hari. Hal ini diharapkan dapat mengurangi penumpukan penumpang di Stasiun Depok, Stasiun Citayam, Stasiun Cibinong, dan Stasiun Nambo,” katanya.
Melalui beberapa kajian yang telah dilakukan, potensi penumpang harian di Stasiun Pondok Rajeg pada tahun 2021 diprediksi sebesar 1.337 penumpang dan pada tahun 2024 meningkat sebesar 1.590 penumpang. Potensi penumpang diprediksi akan terus meningkat hingga tahun 2041 yang mencapai 4.290 penumpang perhari.
“Dengan adanya Stasiun Pondok Rajeg, dapat mengantisipasi peningkatan jumlah penduduk di area sekitar Stasiun Pondok Rajeg,” kata Zamrides.
Saat ini, pekerjaan fisik, dokumen perijinan, dan fasilitas layanan sebagai syarat pengoperasian Stasiun Pondok Rajeg telah 100% rampung. Dokumen perijinan yang telah diselesaikan meliputi Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin), Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL), Sertifikat Laik Fungsi (SLF), Penilaian Sistem Keselamatan, Pelaksanaan pengujian prasarana perkeretaapian (jalur dan bangunan KA), serta Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Sedangkan Penilaian Sistem Keselamatan oleh Direktur Keselamatan Perkeretaapian juga telah dikeluarkan pada 23 Februari 2024, dan dokumen SLF oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Pemerintah Kota Depok pada 21 Maret 2024.
Selain itu, setelah Stasiun Pondok Rajeg dioperasikan nantinya, Zamrides mengungkapkan akan ada integrasi antar moda transportasi untuk memudahkan mobilitas masyarakat, yaitu berupa penyediaan angkutan kota yang menghubungkan langsung Stasiun Pondok Rajeg dengan Terminal Cibinong dan Terminal Depok.
“Hal ini akan dibantu dengan pemerintah daerah seperti Dishub Kab. Bogor dan Dishub Kota Depok. Pengoperasian kembali Stasiun Pondok Rajeg diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi permasalahan transportasi di kawasan tersebut, meningkatkan aksesibilitas masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar,” ungkapnya.
Tentu dengan aktifnya kembali Stasiun Pondok Rajeg akan menjadi salah satu elemen penting dalam mendukung pengembangan kawasan Pondok Rajeg sebagai pusat aktivitas baru di masa depan. Harapan lainnya adalah agar stasiun ini dapat dioperasikan dengan lancar dan dapat memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat secara berkelanjutan.
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat