Transformasi Bus Tingkat di Indonesia: Dari Moda Angkutan hingga Wisata

Siapa yang tidak kenal bus tingkat? Bus tingkat adalah angkutan umum khas Indonesia yang unik. Meskipun keberadaannya masih ada, bus tingkat kini kerap berfungsi sebagai bus wisata.

Indonesia memiliki sejarah panjang dengan angkutan umum yang unik dan menarik. Salah satunya adalah bus tingkat, yang di Inggris dikenal sebagai Double Decker. Bus tingkat pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1968, diproduksi oleh Leyland, pabrikan bus dan truk asal Inggris.

Bus tingkat pertama di Indonesia adalah Leyland Titan dengan kode PD3-11. Bus ini dibuat dari bahan fiberglass dengan kaca lengkung untuk memperluas pandangan pengemudi dengan mesin di bagian depan. Pada awal pengoperasiannya, bus ini melayani rute Blok M – Salemba – Pasar Senen dari tahun 1968 hingga 1982.

Pada tahun 1983, muncul generasi kedua bus tingkat yang bernama Leyland Atlantean. Bus ini mampu penumpang hingga 106 orang dan dilengkapi dengan pintu otomatis yang dapat membuka dan menutup sendiri. Selain di Jakarta, bus Leyland Atlantean juga beroperasi di kota-kota besar lain, seperti Surabaya dan Semarang.

Selain Leyland, pada dekade awal 1980-an, Jakarta juga menerima pasokan bus tingkat dari merek asal Swedia, Volvo seri B55. Bus tingkat yang memiliki panjang 11,83 meter dan dapat menampung hingga 200 penumpang, lebih banyak dibandingkan dengan Leyland Atlantean.

Di Jakarta, bus tingkat dikelola oleh Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD), sedangkan di luar Jakarta, seperti di Semarang dan Surabaya dikelola oleh Perum Damri. Sayangnya, bus generasi kedua ini hanya bertahan selama tujuh tahun hingga tahun 1990.

Penonaktifan bus tingkat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi yang kurang layak jalan, biaya perawatan yang mahal karena suku cadang harus diimpor, dan kemacetan yang semakin parah sehingga menyulitkan manuver bus. Namun, beberapa waktu bus tingkat masih beroperasi hingga sekitar tahun 1995. Sejak saat itu, bus tingkat tidak lagi ada di Indonesia.

Kebangkitan Bus Tingkat di Era Modern

Pada era 2000-an, bus tingkat kembali hadir di Indonesia, kali ini dengan buatan Indonesia dan lebih banyak diperuntukkan untuk pariwisata. Di Jakarta, misalnya, ada bus tingkat City Tour yang menawarkan perjalanan gratis bagi masyarakat yang ingin berkeliling ibukota.

Di kota Solo, bus tingkat bernama Werkudara, dibuat oleh karoseri Trisakti dengan model Phoenix. Pada bagian atas bus ini, tidak semua tertutup kaca; ada bagian yang terbuka untuk memudahkan penumpang menikmati udara segar dan pemandangan kota Solo.

Selain Jakarta dan Solo, Bandung juga memiliki bus tingkat yang dikenal dengan nama Bandros atau Bandung Tour on Bus. Dengan desain klasik terbuka dan sebagian tanpa kaca jendela, Bandros memberikan sensasi berbeda bagi masyarakat dan wisatawan yang ingin menjelajahi.

Selain melayani trayek dalam kota, bus tingkat kini juga dikembangkan untuk trayek jarak jauh atau AKAP (Antar Kota Antar Provinsi). Perusahaan Otobus (PO) Nusantara dan PO Putera Mulya menjadi pelopor bus tingkat AKAP ini, menawarkan kenyamanan dengan standar kemewahan setara pesawat terbang.

Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp