Wujudkan Smart City melalui Smart Mobility

Smart City merupakan perbaikan tata kelola sebuah wilayah meliputi layanan publik, Guna meningkatkan efisiensi, serta kesejahteraan warga dengan mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu faktor pendukung dalam mewujudkan konsep smart city, terletak pada bidang transportasi yang disebut smart mobility.

Konsep Smart Mobility

Smart Mobility merupakan konsep pergerakan atau perpindahan masyarakat dari satu daerah ke daerah lain, dengan memanfaatkan transportasi umum yang ramah lingkungan, serta telah terintegrasi dengan teknologi. Sehingga masyarakat semakin aman, nyaman, serta berkeselamatan saat menggunakan transportasi.

Dalam pengembangannya, smart mobility wajib mencakup konsep transportasi perkotaan berkelanjutan dengan memenuhi tiga prinsip yaitu Avoid, Shift, dan Improve. Avoid adalah pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dengan beralih menjadi perjalanan efisien melalui transportasi berbasis Transit Oriented Development (TOD).

Shift yaitu memindahkan pengguna kendaraan pribadi ke angkutan umum yang lebih ramah lingkungan. Sedangkan Improve yaitu peningkatan teknologi, informasi dan komunikasi di bidang transportasi melalui pengembangan Intelligent Transportation System (ITS).

Smart mobility memiliki fitur yang mampu menyajikan informasi transportasi yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Masing-masing fitur, dilengkapi dengan prasarana yang dapat mengatur lalu lintas kebutuhan data, aman, dan fitur pembayaran yang mudah serta efisien.

Untuk mendukung fitur smart mobility tersebut, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengambil peran untuk mengembangkan empat teknologi yang telah diuji coba sejak tahun 2015 sampai 2017. Empat teknologi tersebut diantaranya Sistem Informasi Quick Respon (SIQUPON), Smart Level Crossing (SLC), Kamera Pencacah, dan Sistem Aplikasi Parkir Cerdas (e-Parking). Ke empat teknologi tersebut mulai diterapkan secara bertahap dibeberapa kota di Indonesia.

Sistem Informasi Quick Respon (SIQUPON)

SIQUPON merupakan sistem informasi yang berfungsi untuk mengirimkan laporan dari masyarakat kepada operator. Laporan tersebut meliputi terjadinya kecelakaan, kemacetan, dan kebakaran. Dengan adanya SIQUPON, seluruh laporan masyarakat dapat diterima oleh operator untuk kemudian diteruskan kepada sektor terkait. Sehingga laporan bisa ditindak lanjuti secara cepat.

Sistem SIQUPON telah diaplikasikan di Jakarta dan Surabaya. Khusus di Surabaya, SIQUPON dilengkapi dengan konsep traffic light yang diatur dengan Closed Circuit Television (CCTV) dan Integrated Traffic System Management. Apabila terjadi antrian panjang di depan lampu lalu lintas, maka secara otomatis durasi lampu berwarna merah akan berubah menjadi warna hijau lebih cepat.

Smart Level Crossing (SLC)

SLC merupakan sensor otomatis atau perangkat pengendalian palang pintu perlintasan kereta api, yang mampu bekerja secara mandiri tanpa terhubung dengan sistem persinyalan kereta api. Sensor ini tidak mengganggu jalur perlintasan kereta api, karena terpasang di pinggir lintasan.

Sensor otomatis ini merupakan kerja sama BPPT dengan PT INTI (Industri Telekomunikasi Indonesia) dan telah diuji coba di jalur perlintasan kereta api di Pekalongan. SLC sedang memasuki tahap pengajuan hak paten dan proses sertifikasi.

Kamera Pencacah

Kamera Pencacah merupakan teknologi yang berfungsi untuk menghitung jumlah kendaraan baik sepeda motor dan mobil yang melewati wilayah tertentu. Kamera Pencacah ini pun didukung dengan teknologi lainnya bernama computer vission berupa video processing.

Sistem Aplikasi Parkir Cerdas (e-Parking)

e-Parking merupakan sistem aplikasi untuk menghitung kendaraan sepeda motor dan mobil yang berada di tempat parkir di luar ruangan atau outdoor. Dengan menggunakan teknologi image processing, masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi lokasi parkir yang dibutuhkan.

Hadirnya seluruh teknologi tersebut, diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk merasakan manfaat pelayanan yang diberikan. Sehingga timbul perasaan lebih aman, nyaman, cepat dan efisien ketika menggunakan transportasi. Dengan begitu, masyarakat lebih siap untuk menerima perubahan ke arah digitalisasi.

INBOX:

Autonomous Rail Rapid Transit (ART)

Autonomous Rail Rapid Transit (ART) merupakan salah satu jenis kereta api berteknologi tinggi, yang mampu mengangkut penumpang lebih banyak, memiliki waktu perjalanan yang tepat, dan ramah lingkungan. ART ini menjadi salah satu angkutan massal yang akan dibangun di Ibu Kota Baru.

Menurut Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, penggunaan ART mampu menekan biaya investasi karena tidak perlu membangun jalur rel kereta api. Budi menambahkan, sebelum menggunakan ART, moda transportasi yang akan digunakan terlebih dahulu adalah transportasi Bus.

Sebagai informasi, rencana nya terdapat beberapa infrastuktur sarana dan prasarana yang akan dibangun di ibu kota baru. Diantaranya pedestrian, e-bike atau e-scooter, dan LRT atau MRT.

Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp