Selain pembangunan infrastruktur transportasi udara yang fokus dikerjakan di Tanah Papua, sepanjang 2021, Pemerintah juga fokus mengembangkan infrastruktur bandar udara (bandara) di beberapa daerah di wilayah lainnya. Pengembangan bandara tersebut dimaksudkan untuk memperkuat konektivitas udara antarwilayah, sekaligus menjadi pintu masuk bagi wisatawan ke Indonesia.
Terdapat enam pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi udara yang menjadi prioritas kegiatan, sehingga mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat. Di wilayah Sumatra, terdapat 3 pengembangan bandara, yaitu Bandara Raja Haji Abdullah di Tanjung Balai Karimun, Bandara Taufik Kiemas-Pekonserai di Lampung Barat, dan Bandara Rokot di Mentawai.
Sementara 3 bandara di wilayah lainnya, yaitu pengembangan Bandara Muhammad Salahuddin di Bima-Nusa Tenggara Barat (NTB), pengembangan Bandara APT Pranoto di Samarinda-Kalimantan Timur (Kaltim), dan pengembangan Bandara Mathilda Batyaleri di Saumlaki-Maluku.
Pengembangan keenam bandara ini, diharapkan dapat meningkatkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor- sektor strategis ekonomi domestik, maupun menarik minat wisatawan untuk menikmati keindahan bumi Nusantara. Keenam bandara tersebut menjadi bagian dari rencana strategis Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Ditjen Hubud Kemenhub).
Pengembangan keenam infrastruktur bandara tersebut meliputi sejumlah aspek penting, diantaranya pembangunan runway, taxiway, apron, terminal, gedung PKP-PK, pembuatan right angel, pembuatan sistem drainase, pematangan lahan, pengawasan dan pengembangan sisi darat dan udara, pengawasan pekerjaan, serta manajemen konstruksi. Adapun anggaran yang dipergunakan termasuk dalam kategori pembiayaan multiyears yang dimulai dari 2019/2020 hingga 2022.
Memperkuat Konektivitas
Pada 2021, Ditjen Hubud Kemenhub menargetkan untuk memperkuat infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar. “Target ini sesuai dengan rancangan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2021 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,” sebut Direktur Jenderal (Dirjen) Hubud Novie Riyanto.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa Kemenhub terus melanjutkan pembangunan dan pengembangan proyek infrastruktur transportasi udara. “Konektivitas dapat menciptakan kelancaran, dan kemudahan perhubungan dan perdagangan nasional. Berbagai potensi wilayah seperti pariwisata, akan semakin terangkat dengan kemudahan perpindahan individu dari satu wilayah ke wilayah lain di Indonesia,” ujar Menhub.
Kebutuhan logistik masyarakat di wilayah-wilayah Indonesia akan semakin terpenuhi, sehingga berefek pada penekanan perbedaan harga produk pada masing-masing wilayah. Demikian juga dengan laju perdagangan dan jasa. Efek dari konektivitas transportasi yang terjaga mampu menstimulus pertumbuhan ekonomi.
Menhub menyebutkan, konektivitas transportasi, akan memungkinkan wilayah-wilayah di penjuru Indonesia dapat dijangkau, mudah didatangi, dan mudah dikunjungi, sehingga potensi pertukaran, dan perdagangan dan jasa di wilayah tersebut dapat meningkat. “Konektivitas transportasi juga meningkatkan jumlah arus orang dan logistik di wilayah-wilayah tersebut, sekaligus menegaskan kehadiran negara. Selain itu, kedaulatan wilayah juga akan lebih terjaga,” jelasnya.
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat