Modernisasi infrastruktur, alat angkat dan angkut serta sistem operasi berbasis teknologi informasi menjadi keharusan bagi operator Pelabuhan untuk meningkatkan pelayanan. Menjawab tantangan tersebut, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 3 Sub Regional Jawa membangun sebuah terminal bongkar muat berkelas internasional yang telah beroperasi sejak 10 tahun lalu, Terminal Teluk Lamong namanya.
Menempati lahan selus 60 hektar Terminal Teluk Lamong merupakan terminal multipurpose milik PT Pelabuhan Indonesia (Persero), di bawah pengelolaan Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas. “Terminal ini dirancang untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas logistik di Kawasan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang telah melebihi kapasitas maksimal,” ungkap General Manager (GM) Kalimas dan Gapura Surya Nusantara (GSN) PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 3 Sub Regional Jawa, Ana Adiliya.

Terminal Teluk Lamong merupakan terminal pertama yang dirancang dan dibangun oleh PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dengan visi untuk menjadi Green Smart Port. Di mana konsepnya adalah menggunakan teknologi modern, sistem automasi dan mengedepankan kelestarian lingkungan.
“Terminal Teluk Lamong memberikan dua layanan. Pertama layanan peti kemas kemudian yang kedua layanan curah kering. Untuk fasilitas curah kering terbilang cukup canggih, karena kapal bisa melayani kurang lebih produktivitasnya sekitar 20 ribu-25 ribu ton per hari. Jadi itu bisa mendukung peningkatan produktivitas dan percepatan proses layanan,” ungkapnya.
Setiap aktivitas bongkar muat barang di Terminak Teluk Lamong menggunakan tenaga listrik dan bebas polusi serta memadukan kecanggihan teknologi dengan tenaga manusia. Salah satu teknologi juga yang digunakan adalah automated stacking crane (ASC).

Dengan adanya teknologi ASC, produktivitas terminal petikemas Teluk Lamong semakin meningkat. Mesin alat berat otomatis tersebut juga merupakan yang pertama kali ada di Indonesia. Dengan adanya ASC juga, tidak lagi memerlukan banyak operator yang berada di crane pengangkut petikemas. Crane akan langsung dikendalikan oleh operator di ruang tersendiri. Dengan demikian, tingkat keselamatan kerja serta produktivitas menjadi lebih tinggi.
Kemudian pada Juli lalu, Terminal Teluk Lamong telah kedatangan 2 unit alat bongkar muat jenis Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC) di area lapangan penumpukan Blok WSTA. RTGC tersebut merupakan kerja sama penyediaan dan pengoperasian antara Terminal Teluk Lamong dengan perusahaan logistik PT Multi Terminal Indonesia (MTI) untuk meningkatkan pelayanan di Terminal Teluk Lamong.
Penambahan peralatan ini merupakan bagian dari inisiatif strategis Terminal Teluk Lamong untuk menambah kapasitas lapangan penumpukan (unlocking capacity) serta mendukung kinerja bongkar muat peti kemas. “Dua RTGC ini akan berdampak pada penurunan waktu tunggu sandar atau port stay di Terminal Teluk Lamong, sehingga layanan bogkar muat menjadi lebih cepat dan dan efisien,” kata Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait dalam keterangan resminya.
RTGC ini dibangun dengan teknologi modern dan efisiensi energi yang baik. Dengan memiliki gantry rail span 7+1 rows dan lifting height 6+1, alat ini memungkinkan Terminal Teluk Lamong melakukan bongkar muat hingga 7 row dan ketinggian 5 tier/tingkat dengan kapasitas handling 1.470 TEUs dalam satu kali gelaran.
Pengunaan RTGC ini mampu mengoptimalkan kapasitas lapangan penumpukan peti kemas pada blok WSTA dengan keseragaman pola penumpukan. Selain itu mampu meningkatkan aspek keselamatan akibat aktivitas shifting peti kemas. Penambahan peralatan modern dan penerapan teknologi canggih ini tentu selaras dengan upaya pengembangan bisnis yang gencar dilakukan oleh Terminal Teluk Lamong.
Peningkatan Kinerja
Dengan strategi yang telah dilakukan dan ditopang fasilitas serta peralatan otomatis yang canggih, Terminal Teluk Lamong terus meningkatkan produktivitasnya. Terbukti pada semester 1/2024, Terminal Teluk Lamong berhasil mencatatkan kinerja yang gemilang melalui trafik kapal, arus petikemas dan arus barang curah kering yang naik signifikan.
Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait mengatakan, strategi peningkatan yang dilakukan Terminal Teluk Lamong juga sekaligus meningkatkan kepercayaan pengguna jasa.
“Seperti pelayaran Mentari Mas Multimoda yang berkomitmen untuk sandar 100% di Terminal Teluk Lamong dan peningkatan rute domestik pelayaran Sukses Sindo Damai untuk kapal inter-dom khususnya pada rute Jakarta,” kata David Pandapotan Sirait melalui keterangan persnya.
Menurut David, peningkatan produksi petikemas pada setiap rute layanan menjadi faktor pendongkrak meningkatnya arus Petikemas di Terminal Teluk Lamong triwulan I tahun 2024. Semester I ini Terminal Teluk Lamong melayani 2 service baru ke Cina dan India, salah satunya merupakan service gabungan dari 3 pelayaran Wan Hai Line, Inter Asia Line, dan KMTC Line. Ini menunjukkan kepercayaan customer ke Terminal Teluk Lamong yang semakin meningkat.
David menyebutkan Terminal Teluk Lamong juga mendapatkan tambahan layanan rute baru yakni service SI8/AIS5 oleh pelayaran KMTC, Wan Hai Lian, dan Inter-Asia Line dengan rute Jakarta – Surabaya – Singapore – Port Klang – Mundra – Nhava Sheva yang sandar setiap minggunya di Terminal Teluk Lamong.
Lebih lanjut, David, menuturkan sejalan dengan peningkatan arus petikemas, untuk arus barang curah kering juga mengalami kenaikan pada semester I Tahun ini. Tepatnya tanggal 10 Maret 2024 lalu, Terminal Teluk Lamong sukses melayani kapal MV DANAE R bermuatan 68.733 ton jagung Brazil dengan draft 13,27 meter yang merupakan kapal dengan draft terdalam yang pernah masuk ke Surabaya selama ini.

Dari sisi infrastruktur, untuk menunjang peningkatan operasional kepelabuhanan, Terminal Teluk Lamong telah meresmikan flyover Teluk Lamong yang sudah bisa dilintasi kendaraan umum mulai 20 September 2024. Memiliki panjang 2,4 km, flyover ini akan terhubung langsung dengan Pintu Tol Romokalisari II, Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) dan Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya.
Dengan hadirnya flyover Teluk Lamong, tentunya akan memperlancar arus dari dan ke Terminal Teluk Lamong. flyover akan secara efektif memecah kepadatan sekaligus membawa dampak positif untuk perekonomian Surabaya. Selain itu, dalam waktu dekat tahun ini akan dibuat lahan parkir untuk truk-truk agar tidak lagi parkir di jalan raya.
Kepala Kantor KSOP Utama Tanjung Perak, Agustinus Maun mengatakan, dengan peningkatan arus kapal yang masuk tentunya harus diantisipasi juga dengan peningkatan infrastruktur. Hal ini sejalan dengan salah satu tugas penyelenggara pelabuhan dalam hal ini pemerintah, untuk memperlancar mobilitas barang maupun penumpang yang telah menugaskan operator Teluk Lamong untuk membangun flyover Teluk Lamong.
“Flyover Teluk Lamong baru saja diresmikan oleh Pak Walikota untuk mengatasi kemacetan arus lalu lintas di sekitar Teluk Lamong. Informasi dari Direktur Utama Terminal Teluk Lamong, dengan adanya flyover ini dapat meningkatkan kapasitas produk dua kali lipat,” katanya.
Agustinus mengungkapkan, untuk meningkatkan kapasitas kapal yang masuk ke Teluk Lamong, pada tahun depan akan segera dibangun dermaga baru. “Ini merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh teman-teman di Pelindo. Dengan penambahan infrastruktur baik dermaga maupun akses tentunya akan meningkatkan produktivitas,” tambahnya.
Penerapan Green Port
Penerapan konsep Green Port tidak hanya dari segi peralatan berat yang ada, tetapi juga fasilitas penunjang lainnya. Konsep Green Port Terminal Teluk Lamong diterapkan sebagai langkah untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan operasional di pelabuhan.
“Terminal Teluk Lamong menerapkan prinsip-prinsip Green Port dengan mengacu pada standar kriteria nasional dan internasional seperti PROPER, ISO 14001, ISO 50001, dan Green Port. Untuk menjaga keberlanjutannya, Terminal Teluk Lamong telah merumuskan tujuh program dasar,” ungkap Ana Adiliya.
Program keberlanjutan Terminal Teluk Lamong:
“Upaya-upaya tersebut menunjukkan komitmen Terminal Teluk Lamong dalam menjalankan operasional yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sejalan dengan prinsip Green Port,” kata Ana Adiliya.
Tidak hanya berfokus pada pertumbuhan bisnis dan lingkungan, Terminal Teluk Lamong juga melakukan transformasi digital dan pengembangan talenta SDM unggul. Terminal Teluk Lamong berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki guna mencapai tujuan yang lebih besar.

Dari sisi tenaga kerja terminal Teluk Lamong menerapkan sistem hot seat. Sistem ini menggunakan aplikasi untuk mengawasi operator pada saat pergantian shift. Aplikasi ini digunakan agar tingkat kedisiplinan operator terjaga dan meningkatkan produktivitas.
Manajemen Terminal Teluk Lamong juga telah mengembangkan aplikasi layaknya angkutan online. Aplikasi yang dikembangkan ialah Truck Colabirative System yang merupakan aplikasi untuk mencari truk pengangkut di sekitar pelabuhan.
Sebelum adanya aplikasi tersebut, truk pengantar petikemas menuju Terminal Teluk Lamong akan kembali tanpa barang. Kemudian setelah adanya aplikasi tersebut, truk yang kosong akan terisi muatan saat keluar Terminal Teluk Lamong.
Dengan aplikasi tersebut, dapat mengurangi kepadatan dan lebih melancarkan kegiatan bongkar muat. Ke depannya, dengan teknologi baru yang dikembangkan, Terminal Teluk Lamong ditargetkan mencapai 60 Box Ship per Hour (BSH) pada 2025.
Hadirnya Terminal Teluk Lamong yang mengusung konsep ramah lingkungan diyakini akan menekan biaya logistik menjadi lebih efisien. Setelah dibuka akses pelayaran langsung ke berbagai negara, dengan begitu, distribusi barang ekspor-impor menjadi semakin lancar, cepat, dan aman. Keuntungannya, produk-produk di dalam negeri lebih kompetitif dan terjangkau bagi masyarakat. Iklim investasi pun mendorong pemerataan pertumbuhan di seluruh wilayah tanah air.
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat