Satu Dekade Transformasi Subsektor Laut, Menuju Poros Maritim Dunia

Selama kurun 2015 – 2024, penyelenggaraan transportasi laut mencapai kemajuan signifikan, seiring pembangunan subsektor laut yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (DJPL) secara berkelanjutan. Pembangunan subsektor laut merupakan wujud komitmen Pemerintah dalam meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas, kualitas layanan, serta keselamatan transportasi laut.

Dalam satu dekade terakhir, DJPL telah melaksanakan serangkaian kegiatan pembangunan, baik infrastruktur maupun noninfrastruktur, yang memberikan dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian daerah. Utamanya adalah meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas sehingga memperlancar distribusi barang dan jasa, menggerakkan roda ekonomi daerah, serta memperluas jangkauan layanan transportasi laut hingga pelosok negeri.

Pembangunan juga akan meningkatkan efisiensi proses bisnis di subsektor laut, mengurangi biaya logistik, yang berujung pada meningkatnya daya saing produk Indonesia. Yang terpenting adalah meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran, mengurangi risiko kecelakaan, serta melindungi nyawa manusia.

“Kami (DJPL) berkomitmen penuh untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan transportasi laut yang menjadikan keselamatan pelayaran sebagai prioritas utama. Kami memastikan, seluruh aktivitas transportasi laut di Indonesia berjalan sesuai standar keselamatan internasional,” tegas Direktur Jenderal Perhubungan Laut Capt. Antoni Arif Priadi.


Realisasi

Dalam kurun 10 tahun, DJPL telah melaksanakan serangkaian kegiatan pembangunan infrastruktur maritim. Di antaranya, pembangunan 28 pelabuhan baru dan rehabilitasi 165 pelabuhan eksisting.

Hadirnya pelabuhan-pelabuhan baru akan meningkatkan konektivitas antarpulau, terutama pulau-pulau terluar dan terpencil. Adapun rehabilitasi pelabuhan akan meningkatkan kapasitas dan efisiensi layanan pelabuhan.

Bukan hanya infrastruktur, pembangunan noninfrastruktur juga dilaksanakan secara berkelanjutan. Salah satunya Tol Laut yang juga merupakan program unggulan DJPL. Pertama kali digulirkan pada 2015, Tol Laut hanya mengoperasikan 3 kapal untuk melayani 3 trayek.

Hingga di 2024, tercatat 37 kapal Tol Laut yang melayani 37 trayek. Tol Laut juga tercatat mampu mengurangi disparitas harga yang terjadi antara wilayah barat dan timur Indonesia.

DJPL juga telah merajut konektivitas hingga wilayah 3TP melalui layanan angkutan laut perintis. Pada 2024, angkutan laut perintis telah melayani 107 trayek. Selama periode 2015 hingga semester 1/2024, angkutan laut perintis telah melayani 6.177.655 orang dengan rata-rata pertumbuhan 15% per tahun dan telah mengangkut 1.125.975 ton barang dengan rata-rata pertumbuhan 5% per tahun.

Untuk menjamin kelangsungan distribusi daging, DJPL menyelenggarakan layanan angkutan laut bersubsidi khusus ternak. Saat ini, kapal ternak melayani 6 trayek dan telah mengirim 277.682 ekor ternak sepanjang 2015 s.d. Juli 2024. Di periode yang sama, dari target 762 voyage terealisasi 548 voyage (72%).

“Kapal ternak memiliki peran penting dalam memperlancar distribusi ternak dari sentra produksi ke daerah konsumsi. Kehadiran kapal ternak juga menjadi bagian penting dari upaya Pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional,” jelas Capt. Antoni.


Transformasi

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, transformasi digital pun menjadi salah satu agenda prioritas DJPL selama 10 tahun terakhir. Dengan memanfaatkan teknologi, DJPL menghadirkan kemudahan layanan transportasi laut dan kepelabuhanan.

Dengan memanfaatkan teknologi, DJPL membangun dan mengimplementasikan sistem informasi digital di pelabuhan bernama Inaportnet. Saat ini, sebanyak 264 pelabuhan di Indonesia telah menerapkan Inaportnet.

Dalam hal keselamatan dan keamanan pelayaran, beragam upaya dilakukan DJPL secara konsisten untuk memastikan penyelenggaraan transportasi laut yang aman, selamat, efisien, dan berkelanjutan.

Capt. Antoni menegaskan, keselamatan merupakan aspek penting yang menjadi prioritas utama dalam pelayaran. Untuk itu, DJPL mengajak seluruh stakeholder terkait untuk berkolaborasi dan bersinergi dalam mewujudkan transportasi laut yang berkelamatan.

“Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama. Keselamatan pelayaran bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga semua pihak yang terlibat di sektor maritim demi terwujudnya masa depan transportasi laut yang lebih baik, baik di Indonesia maupun dunia,” pungkas Capt. Antoni.

Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp