Rel Layang Simpang Joglo Perlancar Mobilitas Segitiga Emas Jateng

Masifnya pembangunan fisik di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) khususnya pada titik kemacetan yang tinggi, tampak jelas di kawasan Simpang Joglo, Kecamatan Banjarsari. Pemerintah membangun rel layang atau elevated rail dan underpass yang dikerjakan multiyears mulai 2022-2024.

Pembangunan ini juga bertujuan untuk mendukung proyek Jalur Ganda Kereta Api fase 1 segmen Solo Balapan – Kalioso sepanjang 10 kilometer spoor (Km’sp) dengan 1,8 Km’sp jalur layang. Selain menjadi rekayasa lalu lintas yang diinisiasi oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) guna memperlancar mobilitas di Simpang Joglo yang selama ini sering terhambat.

Jalur kereta di Simpang Joglo ini memiliki frekuensi pergerakan kereta api yang cukup padat, karena dilintasi oleh tiga jenis kereta yaitu: Kereta Jarak Jauh (penumpang dan barang), Kereta Bandara Adi Sumarmo (BIAS), dan KA Joglosemarkerto..

Sebelumnya, ketika kereta api melintas di Simpang Joglo yang memiliki 7 (tujuh) persimpangan jalan (2 jalan nasional, 2 jalan provinsi, jalan kota dan jalan lingkungan), selalu terjadi titik kemacetan panjang yang rawan kecelakaan. Dengan dilakukannya pembangunan rel kereta api layang, diharapkan dapat mengurai kemacetan di Simpang Joglo dan keselamatan meningkat. (Infografis 1)

Jembatan rel Simpang Joglo merupakan rel layang terpanjang di Indonesia. Adapun desain konstruksi jembatan rel layang mengadopsi kearifan lokal yang ada di kota Solo yaitu Batik Sidomukti, Pasar Klewer dan Keraton.

Inisiatif pembangunan ini juga menjadi buah kerja sama sinergis antara Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian PUPR, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemerintah Kota Surakarta yang berkomitmen dalam mewujudkan perbaikan infrastruktur dan pelayanan transportasi yang handal dan efisien bagi masyarakat.

“DJKA terus berkoordinasi dengan berbagai pihak dan stakeholder terkait untuk memastikan kelancaran dan keselamatan operasional perkeretaapian yang ada di Jawa Tengah. Dengan adanya jaringan perkeretaapian yang lebih baik, memudahkan akses antara kota-kota besar, pusat ekonomi, dan daerah-daerah terpencil sehingga mempermudah mobilitas masyarakat. Baik untuk keperluan pekerjaan, pendidikan, maupun kegiatan sosial lainnya,” ungkap Direktur Prasarana Perkeretaapian DJKA Kemenhub, Hengky Angkasawan.

Uji Beban Jembatan Simpang Joglo

Untuk memastikan aspek keamanan dan keselamatan jalur, khususnya pada struktur jembatan layang Simpang Joglo, DJKA bersama Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian Pekerjaan Umum laksanakan pendampingan teknis uji beban (loading test). Hal ini dilakukan menjelang pengoperasian jalur layang tersebut.

“Pengujian Beban Statik dan Dinamik dilakukan guna mengetahui nilai frekuensi alami struktur dan lendutan pada jembatan dengan 2 (dua) metode pembebanan yaitu beban ditimbulkan melalui shaker dan beban ambient dengan lokomotif berjalan,” ungkap Hengky.

Uji dinamis dan statis dengan mengerahkan 6 (enam) lokomotif CC 201 (84 ton/unit) dan 2 lokomotif CC 300 (90 ton/unit). Berat total 684 ton yang berarti memenuhi 52,6% dari beban desain 1300 ton untuk uji beban single track elevated. (Infografis 2)

“Berdasarkan BA-BTP SMG 144 Tahun 2024, hasil pengujian beban single track elevated yang telah dilakukan telah memenuhi aspek teknis untuk mendapatkan rekomendasi laik fungsi jembatan guna pengoperasian jembatan. Semua rangkaian pengujian ini merupakan satu kesatuan untuk memperoleh sertifikasi laik fungsi dari KKJTJ,” kata Hengky.

Sebagai kelanjutan dari uji beban yang telah dilakukan, pada 30 Oktober 2024 lalu, KA BIAS menjadi kereta penumpang pertama yang melintasi di jalur layang KA Simpang Joglo. Hal ini menandai beroperasinya jalur KA single elevated petak Solo Balapan-Kadipiro dan jalur ganda KA petak Kadipiro-Kalioso.

“Semoga pembangunan perkeretaapian di Jateng membawa manfaat yang luas bagi berbagai pihak, mulai dari masyarakat, pengusaha, hingga pemerintah. Dengan meningkatkan aksesibilitas, efisiensi transportasi, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan, perkeretaapian dapat menjadi pilar penting dalam pembangunan infrastruktur di Jateng dan Indonesia secara keseluruhan,” tutup Hengky.

Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp