Eksplor Ragam Wisata di Jawa Tengah

Libur sekolah telah tiba, ini dia rekomendasi wisata di Jawa Tengah yang siap menyambut para wisatawan untuk menjelajahi keindahan budaya dan sejarah.

Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi yang dikenal sebagai surganya wisata. Dengan kekayaan alam yang indah, budaya yang kental, dan sejarah yang panjang, Jawa Tengah menawarkan beragam pilihan destinasi yang menarik untuk dikunjungi.

Selain candi-candi megah peninggalan masa lalu, ini dia rekomendasi wisata lainnya di Jawa Tengah dijamin seru sekaligus menjadi pengalaman liburan yang sayang untuk dilewatkan.

 

Museum Manusia Purba Sangiran

Berada di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Museum Sangiran adalah salah satu situs arkeologi terpenting di dunia, khususnya dalam mempelajari evolusi manusia. Museum ini menyimpan banyak peninggalan berupa fosil manusia purba, hewan purba, maupun peralatan dan perlengkapan yang digunakan oleh manusia berkegiatan di zaman tersebut.

Selain berwisata, pengunjung juga dapat memperoleh informasi lengkap tentang pola kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoantropologi. Museum Sangiran memiliki tiga display area, yaitu kekayaan sangiran, langkah-langkah kemanusiaan, dan masa keemasan homo erectus – 500.000 tahun yang lalu.

Jika ingin mengetahui lebih dalam sejarah setiap fosil, pengunjung dapat menyewa tour guide dengan harga Rp100.000. Seluruh fosil peninggalan yang ada, umumnya ditemukan oleh masyarakat asli di wilayah Sangiran. Tentunya ada imbalan khusus yang diberikan sesuai jenis fosil.

Museum yang berdekatan dengan area situs fosil purbakala ini ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada Desember 1996. Untuk sampai ke Museum Sangiran, pengunjung dapat menaiki Trans Jateng dan turun di Halte Sangiran. Untuk sampai ke dalam museum, pengunjung dapat menumpang mobil sewaan dengan harga 16.000 per orang. Biaya tersebut sudah termasuk dengan ojek motor untuk penumpang yang nantinya akan kembali lagi ke halte.

Penyewaan mobil dan ojek motor ini sekaligus menjadi upaya Museum Sangiran dalam menghidupkan perekonomian masyarakat sekitar museum. Pengunjung juga bisa membeli cinderamata seperti kaus, topi, dan gantungan kunci bertuliskan Museum Sangiran. Di sana, terdapat pula area food court dan taman yang luas untuk berfoto dan bersantai menikmati alam yang indah.

Museum Sangiran cocok dikunjungi oleh keluarga atau rombongan pelajar yang ingin melakukan wisata pendidikan. Dengan harga tiket Rp15.000 untuk wisatawan domestik dan Rp30.000 untuk wisatawan mancanegara, Museum Sangiran bisa dikunjungi Selasa – Minggu pukul 08.00 hingga 16.00.

 

Masjid Raya Sheikh Zayed Solo

Dibangun atas kerja sama Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) sebagai simbol persahabatan kedua negara, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo kini menjadi ikon baru kota Solo. Berdiri sejak 2022, masjid ini memiliki desain yang menggabungkan unsur timur tengah dan nusantara sehingga terlihat unik dan memukau.

Adapun beberapa arsitektur megah yang mencuri perhatian pengunjung, diantaranya empat menara setinggi 99 meter, kubah utama besar, 81 kubah kecil, dan ornamen khas timur tengah. Keseluruhan arsitektur Masjid Raya Sheikh Zayed Solo mencerminkan keagungan dan keelokan seni Islam, sambil menunjukkan keragaman budaya dengan pengaruh Timur Tengah yang kuat.

Masjid Raya Sheikh Zayed Solo juga memiliki ruang solat yang dapat menampung hingga 10.000 jamaah. Di sana terdapat pula aula serbaguna, ruang VIP, area parkir yang luas, dan perpustakaan yang menyediakan berbagai buku dan kitab untuk mendalami ilmu agama Islam.

Untuk sampai ke sana, pengunjung dapat menaiki kendaraan pribadi atau angkutan umum seperti Batik Solo Trans dari Stasiun Solo Balapan. Masjid Raya Sheikh Zayed Solo beroperasi 24 jam setiap hari, sehingga dapat dikunjungi kapan saja sesuai kebutuhan atau waktu luang. Bagi wisatawan perempuan yang ingin berkunjung, sebaiknya membawa penutup kepala seperti syal atau kerudung karena diwajibkan menutup rambut di area masjid.

Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga landmark yang memperkaya panorama kota Solo dan menjadi daya tarik bagi wisatawan serta umat Muslim dari berbagai belahan dunia.

 

Lawang Sewu

Lawang Sewu selalu ramai dengan kunjungan. Wisata yang terkenal akan bangunan megah dengan arsitektur ala Eropa ini menyimpan nilai sejarah dan edukasi menarik untuk dipelajari. Bangunan ini berdiri pada 1904 pemerintahan Hindia Belanda yaitu sebagai kantor pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).

Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, Lawang Sewu kemudian menjadi milik pemerintah Indonesia dan baru direnovasi pada 2009 dan kini dikelola PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui anak usahanya.

Kompleks Lawang Sewu memiliki 5 bangunan. Bangunan terbesar berbentuk seperti huruf L yang menjadi representasi muka Lawang Sewu. Pada bangunan utama itu, terdapat dua menara kembar yang menghadap bundaran Tugu Muda. Bangunan ini memiliki jendela kaca patri besar dan tangga di tengahnya. Di bawah bangunan terdapat sebuah lorong bawah tanah. Sayangnya, lorong bawah tanah sudah ditutup untuk kunjungan publik.

Meski demikian, pengunjung tetap dapat melihat beragam koleksi sejarah perkeretaapian di Indonesia dari masa ke masa. Di sana, terdapat dokumentasi pemugaran gedung mulai dari foto, video, hingga material restorasi. Lawang Sewu juga menyediakan perpustakaan berisikan buku-buku tentang kereta api.

Selain wisata edukasi, pengunjung juga dapat berfoto mengenakan kostum ala Belanda di beberapa sudut Lawang Sewu. Tersedia juga toko cinderamata, aneka kuliner, dan penyewaan sepeda listrik untuk anak-anak.

Di pintu masuk, wisatawan akan diarahkan oleh petugas menuju loket pembelian tiket. Lawang Sewu buka setiap hari pukul 08.00 – 20.00 dengan harga tiket masuk Rp20.000 untuk dewasa, Rp30.000 untuk wisatawan mancanegara, dan Rp10.000 untuk anak-anak.

Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp