PTDI-STTD memfokuskan pada penyelenggaraan pendidikan berbasis vokasi dan akademik dalam bidang transportasi darat. Institusi ini bertujuan mencetak perwira perhubungan darat yang prima, profesional, dan beretika.
Sejarah PTDI-STTD berawal dari Akademi Lalu Lintas (ALL) yang diresmikan pada tanggal 8 September 1951 oleh Presiden Ir. Soekarno. Dalam perjalanannya, ALL sempat tidak aktif. Kemudian pada 5 Desember 1980, akademi tersebut diaktifkan Kembali dengan nama baru Balai Pendidikan dan Latihan Ahli Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (BPL-ALLAJR).
Nama BPL-ALLAJR kemudian diubah menjadi Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) hingga kini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 2000. Perubahan nama berdampak signifikan bagi institusi yakni membuka peluang lebih besar untuk bersaing dengan institusi-institusi kedinasan maupun nonkedinasan lain di Indonesia.
PTDI-STTD membuka enam program studi, yaitu Diploma IV Transportasi Darat, Diploma IV Teknologi Rekayasa Otomotif, Diploma III Manajemen Transportasi Jalan, Diploma III Manajemen Transportasi Perkeretaapian, Sarjana II Pemasaran, Inovasi, dan Teknologi, Sarjana II Teknik Keselamatan dan Resiko.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, taruna dan taruni PTDI-STTD tidak hanya diberikan materi akademik tetapi juga mendapatkan pelatihan fisik setiap pagi dan sore. Tujuannya, agar lulusan PTDI-STTD siap secara akademik dan fisik.
Dalam mendukung kemampuan, minat, dan bakat taruna-taruni, dalam kampus PTDI-STTD dilengkapi fasilitas pendukung seperti gedung rektorat, Pusbangkar (Pusat Pengembangan Karakter Taruna), Auditorium Giri. S Hadihardjono, gedung jurusan, ruang laboratorium, dan perpustakaan, serta Gedung Olah Raga (GOR) Sugiharjo. PTDI-STTD juga menawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler sebagai penyeimbang, seperti Drum Corps Gita Jata Wiratama, karate, bulu tangkis, futsal, basket, dan lain-lain.
Menyandang status lembaga pendidikan di bawah instansi pemerintah – dalam hal ini Kemenhub, mulai tahun 2018 semua lulusan Program Diploma IV – Transportasi Darat, Diploma III – Manajemen Transportasi Jalan, dan Program Diploma III – Manajemen Transportasi Jalan PTDI-STTD langsung ditempatkan di kementerian ataupun dinas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Kepala BPSDMP, Djoko Sasono, berharap para lulusan PTDI-STTD dapat berkontribusi nyata bagi perkembangan transportasi darat di tanah air melalui ilmu dan skill yang pernah mereka dapatkan selama menempuh jenjang pendidikan.
“Wisudawan harus terus memotivasi diri untuk menjadi yang terbaik, dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan, serta selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Wisudawan juga diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif,” ucap Djoko.
Lebih lanjut, Djoko juga menyinggung tahun 2045 yang sering disebut sebagai “Indonesia Emas” di hadapan para wisudawan. Pada tahun tersebut, sejumlah ahli memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara maju dengan ekonomi terkuat keempat di dunia, bersaing dengan Amerika Serikat, China, dan India.
“Semua itu tidak akan bisa menjadi kenyataan tanpa kerja keras dan kerja cerdas. Untuk itu, teruslah kalian mengasah kemampuan, keterampilan, dan disiplin diri,” pungkasnya.
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat