Inovasi Bandar Udara Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan di Dunia

Industri penerbangan dikenal sebagai salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca, berkontribusi 2-3% emisi karbon dioksida (CO2) secara global, menurut Badan Energi Internasional (IEA). Untuk mengurangi dampaknya, pembangunan bandara ramah lingkungan yang memanfaatkan energi terbarukan dan menciptakan ruang hijau menjadi sangat penting. Selain itu, juga dapat meningkatkan kualitas udara sehingga menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi penumpang dan karyawan.

Bandara Jewel Changi, Singapura

Daya tarik utama Jewel Changi adalah Rain Vortex, air terjun indoor setinggi 40 meter yang dirancang untuk mengalirkan air hujan ke berbagai bagian bandara sehingga secara alami mendinginkan udara di dalam gedung. Dikelilingi lebih dari 2.000 pohon di Kompleks Jewel yang juga berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kualitas udara.

Bandara Zurich, Swiss

Sejak 1991, bandara Zurich berhasil mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 30%. Pencapaian ini didukung oleh pemasangan 11 sistem fotovoltaik (sistem kelistrikan yang mengubah energi dari sinar matahari menjadi listrik) di atas dan terminal, serta separuh dari luas bandara dimanfaatkan sebagai ruang hujan.

Bandara Internasional Banyuwangi, Indonesia

Bandara Internasional Banyuwangi sebagai pelopor bandara hijau di Indonesia dan masuk dalam 20 besar bangunan dengan arsitektur terbaik di ajang Aga Khan Awards for Architecture (AKAA).

Konsep ramah lingkungan yang diterapkan bandara ini mencakup tanaman di atas terminal, konservasi air, hingga penggunaan sunroof untuk pencahayaan alami pada siang hari. Desain arsitekturnya juga memaksimalkan sirkulasi udara alami sehingga hampir seluruh ruang di dalam bandara tidak memerlukan AC.

Bandara Gardermoen Oslo, Norwegia

Berdiri pada 1998 dan selesai direnovasi pada 2017, Bandara ini berfokus pada konsep bangunan hijau. Dengan penggunaan material ramah lingkungan, seperti kayu glulam, baja daur ulang, campuran beton dan abu vulkanik.

Desain bandara dirancang untuk memaksimalkan penggunaan energi matahari dan teknologi rendah karbon, seperti energi panas alami. Salah satu inovasi paling menarik adalah sistem penyimpanan salju untuk pendinginan telah berhasil mengurangi konsumsi energi hingga 50%.

Bandara Internasional Daxing Beijing, Tiongkok

Bandara di Tiongkok ini menjadi salah satu bandara terbesar di dunia dengan desain yang unik berbentuk bintang laut. Mulai beroperasi pada 2019, bandara seluas 700.000 meter persegi ini menawarkan tata letak yang saling terhubung sehingga memudahkan akses ke seluruh area.

Atapnya yang menyerupai skylight, memaksimalkan cahaya alami masuk ke dalam ruangan. Tak hanya megah, bandara ini juga menerapkan teknologi hijau, seperti panel surya, sistem pengumpul air hujan, dan pengelolaan air yang baik.

 

Sumber:

https://www.greeners.co/ide-inovasi/keren-delapan-bandara-ini-ramah-lingkungan-dan-berkelanjutan/

https://www.mediahijau.com/read/6-bandara-paling-ramah-lingkungan-di-dunia/687

Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp