Kemeterian Perhubungan (Kemenhub) c.q Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub tengah giat menyelesaikan pembangunan jalur ganda atau double track di selatan Jawa. Double track Jawa Selatan merupakan proyek peningkatan kapasitas lintas rel kereta dan meningkatkan keselamatan jaringan rel. Proyek ini juga menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan peraturan Permenko 8 Tahun 2023.
Double track Jawa Selatan menyambungkan rel kereta api di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Total panjang rel sekitar 694 kilometer, terbentang mulai dari Cirebon – Prupuk Purwokerto – Kroya – Gembong – Kutoarjo –Yogyakarta – Solo – Kedungbanteng – Madiun – Jombang – Mojokerto – Wonokromo – sampai Surabaya.
Dengan adanya Double track Jawa Selatan akan mempercepat waktu tempuh dan memperlancar persilangan kereta api dari dan ke Jakarta yang melewati jalur selatan Jawa. Dengan demikian, dibangunnya Double track tersebut akan membawa banyak manfaat bagi masyarakat, seperti peningkatan aksesibilitas pelayanan kereta api, peningkatan efisiensi waktu tempuh, serta peningkatan frekuensi perjalanan, dan peningkatan kapasitas angkutan penumpang maupun barang.
Sebagai informasi, Jalur Ganda Mojokerto-Sepanjang sudah selesai dan beroperasi sejak 1 Desember 2023. Lalu, jalur ganda Kiaracondong-Cicalengka (tahap 1) yang terbentang dari Stasiun Gedebage hingga Stasiun Haurpugur sudah selesai serta dioperasikan sejak November 2022. Dan Jalur Ganda Bogor-Sukabumi sudah rampung untuk ruas Bogor Paledang-Cicurug. Sementara segmen Cirebon-Purwokerto-Yogya-Solo-Madiun-Wonokromo juga sudah rampung pada 2020.
Sementara Direktur Prasarana Perkeretaapian DJKA Kemenhub, Hengki Angkasawan mengungkapkan, pembangunan double track lintas Kiaracondong – Cicalengka (tahap II) Segmen Kiaracondong – Gedebage dan Haurpugur – Cicalengka telah mencapai Progres Fisik Kumulatif sebesar 92,70%.
“Posisi saat ini yaitu persiapan pengoperasian Jalur Ganda KA Segmen Kiaracondong – Gedebage. Jalur Baru Segmen Haurpugur – Cicalengka sudah dioperasikan, saat ini sedang dilaksanakan pekerjaan normalisasi pada jalur eksisting untuk selanjutnya dilakukan pengujian serta safety assessment terkait dengan pengoperasian jalur ganda,” ungkapnya.
Kini, pembangunan double track Jawa Selatan telah memasuki pada segmen jalur terakhir yakni Sepanjang-Wonokromo. Jalur ini merupakan kelanjutan dari double track Mojokerto-Sepanjang dan akan menjadi segmen terakhir dari jalur ganda selatan Jawa di Jawa Timur.
Sebagai informasi, Jalur Ganda Sepanjang – Wonokromo akan dibangun sepanjang 7 km yang akan menghubungkan double track Selatan Jawa segmen Cirebon – Purwokerto – Yogya – Solo – Madiun – Wonokromo dengan segmen Mojokerto-Sepanjang.
“Tentu kami di DJKA dengan rencana strategis ke depan akan melakukan percepatan dari sisi bagaimana angkutan antar kota ini dapat memberikan manfaat serta menimbulkan dampak terkait dengan pergerakan masyarakat. Bukan hanya di Pulau Jawa tetapi juga di daerah lain seperti saat ini di Makassar – Pare-Pare,” kata Hengki.
Selain itu, untuk terus mendukung keselamatan dan keamanan transportasi perkeretaapian, DJKA telah menargetkan untuk melakukan 18 kegiatan peningkatan prasarana perkeretaapian. Mencakup peningkatan kapasitas jalur, serta fasilitas operasi pendukungnya pada tahun 2024.
Dalam hal ini, DJKA menargetkan agar pada tahun 2024 ini, 94% dari keseluruhan jalur kereta api di Indonesia sudah sesuai standar Track Quality Index (TQI) Kategori 1 dan 2.
Jika jalur kereta telah mencapai standar kualitas TQI Kategori 2, maka kereta dapat melaju pada kecepatan 80 sampai 100 km/jam. Sementara dengan standar kualitas TQI Kategori 2, kereta dapat melaju pada kecepatan 100 sampai 120 km/jam dengan aman dan selamat.
Di sisi lain, DJKA juga terus mendorong penanganan perlintasan sebidang dengan melibatkan Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah, serta stakeholder terkait. Keterlibatan Pemerintah Daerah dalam penanganan perlintasan sebidang ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 94 Tahun 2018 tentang Peningkatan Keselamatan Perlintasan Sebidang Antara Jalur Kereta Api dengan Jalan.
Penanganan perlintasan sebidang ini juga telah diupayakan oleh DJKA dengan menghilangkan atau menutup perlintasan sebidang KA yang berdekatan (kurang dari 800 meter) dan/atau yang lebar jalannya kurang dari 2 meter.
“Apabila terjadi suatu peningkatan pergerakan (kecepatan) kereta api, kami akan melihat bagaimana faktor gangguan yang dapat mempengaruhi peningkatan kecepatan tersebut. Salah satu faktor adalah bagaimana kita benar-benar memastikan perlintasan sebidang di seluruh jalur selatan ini bisa steril dan dilakukan pengamanan-pengamanan baik di level Pemda maupun operator,” tutup Hengki.
Klik tautan dibawah ini untuk berbagi artikel
Hak Cipta Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Jl. Medan Merdeka Barat No.8, Jakarta Pusat